Sultan pimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila

id sultan hb x

Sultan pimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Sri Sultan HB X (Foto ANTARA/Noveradika)

Sleman (Antara Jogja) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2013, yang dipusatkan di Lapangan Yonif 403, Kentungan Kabupaten Sleman, Selasa.

Upacara juga dihadiri Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam IX dan Muspida DIY, pejabat DIY dan Bupati Sleman, Wakil Bupati Sleman, Ketua DPRD Sleman dan pejabat lain baik sipil maupun militer, serta para Veteran.

Sedangkan, peserta upacara selain dari TNI, Polri juga dari elemen pelajar dan mahasiswa, Pol PP, serta PNS.

Rangkaian upacara diawali dengan pembacaan teks Pancasila yang diikuti seluruh peserta upacara, dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar Setia kepada NKRI oleh Ketua DPRD Sleman Kuswanto.

Kemudian selesai upacara dilanjutkan dengan peninjauan ke Monumen Pancasila Sakti tempat di mana diketemukan dua jasad Pahlawan Revolusi Letkol Sugiono dan Kolonel Katamso, dilanjutkan dengan peninjauan ke Museum Pancasila Sakti.

Museum Pancasila Sakti Yogyakarta ini yang berisi foto-foto dokumentasi dan baju-baju seragam tentara milik para Pahlawan Revolusi tersebut.

Sedangkan pada malam sebelumnya diadakan tirakatan di Monumen Pancasila Sakti Kentungan yang diisi dengan pemotongan Tumpeng oleh Kepala Dinas Sosial DIY yang diserahkan kepada pelajar sebagai symbol penyerahan estafet kepemimpinan kepada generasi muda.

Kegiatan juga diisi ceramah dan dialog oleh Prof Sudjito Guru Besar UGM dan Kepala Pusat Studi Pancasila UGM yang menyampaikan materi Mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa.

Menurut Profesor Sudjito saat ini ada keprihatinan melihat kondisi bangsa Indonesia akibat Pancasila sudah tidak diajarkan bahkan banyak orang tidak kenal, tidak hafal dan tidak mengamalkan Pancasila.

"Kehidupan bermasyarakat tanpa Pancasila rentan perpecahan, anarkhi, rentan korupsi, kolusi dan nepotisme serta kehilangan kepribadian," katanya.

Sudjito mengatakan, melihat kenyataan ini perlu pekerjaan rumah yang harus dilakukan dengan mewujudkan kepribadian yang sehat dan utuh, jiwa raga, cerdas akal, peka hatinya dan tinggi imannya melalui pendidikan Pancasila, baik keluarga, masayarakat maupun sekolah.
(V001)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024