Sleman (Antara Jogja) - Komoditas unggulan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yakni salak pondoh siap untuk menembus pasar di Eropa.
"Peluang pasar Eropa ini menyusul dilakukannya penandatanganan kontrak ekspor salak ke Eropa antara Asosiasi Petani Salak Organik Sleman Sembada dengan PT Aliet Green," kata Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Sleman Endah Sri Widiastuti, Sabtu.
Menurut dia, penandatangan kontrak tersebut berlangsung di sela gelar Pameran Produk Pertanian Organik Lereng Gunug Merapi yang diprakarsai "Food and Agriculture Organization" (FAO) bekerja sama dengan Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman dan Asosiasi Petani Salak Sleman Sembada serta Ambarrukmo Plasa.
"Pameran Organik Merapi yang berlangsung 26 hingga 28 September ini diselenggarakan sebagai puncak keseluruhan kegiatan FAO- Merapi Program yang telah dilaksanakan sejak 2012," katanya.
Ia mengatakan, FAO - Merapi Program sendiri merupakan respon FAO memenuhi permintaan pemerintah Republik Indonesia untuk ambil bagian dalam pemulihan penghidupan masyarakat kawasan Gunung Merapi yang terdampak erupsi 2010.
"Pameran yang�dilaksanakan di Hall B Lantai II Gedung Plaza Ambarrukmo, Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta ini diikuti komunitas-komunitas dari kawasan Gunung Merapi dan mitra-mitra FAO," katanya.
Pameran diisi aneka bahan pangan segar (mentah), bahan siap olahan, dan aneka pangan siap santap/saji, dan beberapa jenis kerajinan yang diproduksi oleh para petani di sekitar Merapi.
Produk-produk andalan yang akan dipamerkan antara lain adalah salak segar; aneka pangan hasil olahan salak (caramel, kripik, dodol), jambu dalhari, aneka jenis jamur, aneka jenis kopi, aneka jenis beras, sayur-sayuran, aneka produk olahan, madu, kecap dari koro-koroan, minyak kelapa, rempah-rempahan, batik, tas dan lukisan dari kulit salak.
"Seluruh produk organik yang dipamerkan sudah memiliki penjaminan organik, baik oleh lembaga sertifikasi maupun oleh Dinas Pertanian ataupun oleh komunitas," katanya.
Pameran mengudang buyers dari beberapa negara dan kota �besar di Indonesia, serta seluruh masyarakat Yogyakarta. Diperkirakan ada sekitar 10.000 pengunjung yang menghadiri seluruh rangkaian kegiatan pameran tersebut.
"Dengan mengundang secara khusus buyers tersebut, diharapkan terjadi kesepakatan-kesepakatan kerjasama pemasaran jangka panjang antara buyers dengan peserta pameran," katanya.
Ia mengatakan, Pameran beserta seluruh kegiatan yang dilaksanakan, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran konsumen akan pentingnya mengkonsumsi produk pertanian organik dan di sisi lain yang terpenting adalah memulihkan serta memperkuat kondisi penghidupan petani di sekitar Merapi yang mengalami kerugian besar akibat erupsi Merapi 2010.
"Dalam acara ini FAO secara simbolik menyerahkan hsil program antara lain meliputi draft rencana kontjensi sektor peternakan, sertifikat organik dan `fair trade` untuk tanaman salak yang dikelola Asosiasi Petani Salak Sleman Sembada dan peralatan pembuatan kripik salak kepada delapan kelompok wanita tani," katanya.
Selain itu juga penyerahan perguliran sapi dari kelompok ternak hunian tetap korban Merapi Dusun Kuwang, Argomulyo Cangkringan kepada kelompok ternak huntap Randusari.
(V001)
Berita Lainnya
Harda-Danang siap remajakan pohon Salak Pondoh di Turi, dukung perekonomian petani Sleman
Kamis, 14 November 2024 19:19 Wib
DP3 Sleman kembangkan salak madu probo sejahterakan petani
Kamis, 17 Oktober 2024 11:49 Wib
Bupati Sleman menjaring aspirasi pelaku UMKM olahan salak pondoh
Senin, 24 Juni 2024 18:23 Wib
Pemkab Sleman terus meningkatkan produksi salak pondok
Selasa, 14 Maret 2023 23:32 Wib
Kemendag melepas ekspor salak pondoh asal Yogyakarta ke Kamboja
Sabtu, 9 Oktober 2021 15:51 Wib
Sleman kembali ekspor salak setelah terhenti akibat pandemi
Jumat, 27 Agustus 2021 15:37 Wib
Sleman akan remajakan tanaman salak pondoh
Sabtu, 19 Oktober 2019 9:11 Wib
Sleman terus genjot ekspor salak pondoh
Selasa, 5 Maret 2019 16:13 Wib