BPCB Yogyakarta akan hentikan ekskavasi situs Karangbajang

id situs karang bajang

BPCB Yogyakarta akan hentikan ekskavasi situs Karangbajang

Batu Candi berbentuk Kala yang ditemukan di persawahan Dusun Karangbajang, Mlati, Sleman. (foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto)

Sleman, (Antara Jogja) - Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta akan menutup galian ekskavasi menyusul tidak ditemukannya benda cagar budaya yang layak untuk diselamatkan di situs Karangbajang, Desa Tlogoadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Penggalian di lahan telah memasuki hari ke enam, namun tidak membuahkan hasil signifikan sehingga ekskavasi harus dihentikan," kata Ketua Kelompok Kerja Perlindungan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta Muhammad Taufik, Selasa.

Proses ekskavasi situs Karangbajang tersebut melibatkan delapan mahasiswa dan dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM Yogyakarta, Dwi Pradnyawan, serta sembilan orang dari tim BPCB Yogyakarta di mulai pada Senin (10/8). Tim yang dibantu warga lokal membuat galian berbentuk segi empat berukuran 2 x 2 meter.

"Hingga hari ke enam ekskavasi belum menemukan benda cagar budaya. Ekskavasi masih akan dilanjutkan Rabu (19/8) hsebagai hari terakhir. Jika tidak diketemukan apapun, maka seluruh titik yang digali akan langsung ditutup. Reruntuhan batu candi yang ditemukan juga akan ditimbun agar aman," katanya.

Menurut dia, dalam ekskavasi selama enam hari, pihaknya telah menggali total 23 lubang masing-masing berukuran 2 x 2 meter. Penggalian itu dilakukan di lahan milik Joko yang diperkirakan berukuran 36 x 36 meter.

"Namun dari luas 36 x 36 meter itu tidak semuanya digali, hanya beberapa titik duga saja, sampai ada 23 lubang tersebut," katanya.

Ia mengatakan, meski tidak ditemukan apapun, tetapi langkah BPCB Yogyakarta sudah sesuai prosedur. Karena informasi keberadaan candi di antara pemukiman itu sebelumnya merupakan laporan dari warga.

"Bahkan di salah satu titik galian bagian permukaan telah ditemukan sebuah batu ukiran yang merupakan sisi pojok bangunan candi. Kami juga telah menggali di bawah temuan permukaan itu, namun belum membuahkan hasil yang signifikan," katanya.

Kepala Seksi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Yogyakarta Wahyu Astuti mengatakan, pertimbangan melakukan ekskavasi di pemukiman warga itu karena ditemukan banyak bebatuan candi. Sekitar 1980-an beberapa meter dari lokasi ekskavasi juga ditemukan arca nandi.

"Kami menduga ada keterkaitan dengan temuan batu candi yang di tengah sawah. Tapi semua itu bisa ada [candi] bisa juga tidak ada," katanya.***4***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024