Jogja (Antara Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah tersebut untuk meningkatkan kualitas produknya sehingga bisa bersaing, khususnya saat terjadi perubahan kondisi ekonomi akibat pengaruh ekonomi global.
"Saat terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seperti sekarang, seharusnya bisa dimanfaatkan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menjual produk ke pasar luar negeri. Syaratnya, kualitasnya harus baik," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, selain harus memiliki kualitas yang baik, produk hasil UMKM di Kota Yogyakarta memiliki kemampuan untuk menembus pasar ekspor asalkan produk dibuat sesuai dengan kebutuhan pasar di luar negeri.
"Produk yang dihasilkan harus unik. Namun, juga bisa memenuhi permintaan pasar di luar negeri dan harganya mampu bersaing. Jangan hanya mengandalkan pasar dalam negeri saja," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan kajian terhadap kebutuhan UMKM agar mampu bersaing dengan produk di pasar luar negeri.
"Kami kaji dahulu apa yang menjadi kebutuhan UMKM dan apa yang bisa dibantu pemerintah," katanya.
Haryadi meminta masyarakat tidak panik saat menyikapi pelemahan nilai tukar rupiah akibat gejolak ekonomi global serta menjaga keseimbangan antara konsumsi dan daya beli.
"Jangan panik dan terburu-buru melakukan investasi yang ditawarkan oleh berbagai pihak. Pastikan dahulu keamanan investasi tersebut dengan menghubungi Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keamanan (OJK)," katanya.
Selain itu, Haryadi meminta Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) Kota Yogyakarta melakukan pemantauan secara rutin terhadap harga bahan kebutuhan pokok di pasar.
"Saya minta laporan rutin tiap akhir pekan mengenai kondisi harga sehingga bisa dilakukan langkah antisipasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta Suyana mengatakan bahwa belum ada pengaruh signifikan terhadap UMKM di wilayah tersebut akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Belum ada pengaruhnya terhadap UMKM. Selama ini, UMKM justru sangat tahan terhadap berbagai gejolak ekonomi karena lebih banyak memanfaatkan bahan baku lokal," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk membantu agar UMKM bisa tetap bertahan adalah dengan menyediakan bahan baku sehingga mudah diperoleh.
"Kami sudah bekerja sama dengan beberapa daerah untuk penyediaan bahan baku. Mereka mendatangkan bahan baku dan diolah oleh perajin di Yogyakarta," katanya.
(E013)
Berita Lainnya
Pemerintah tak batasi jam operasional warung Madura di Bali
Sabtu, 4 Mei 2024 6:11 Wib
Kemenparekraf menyiapkan 16,5 juta dolar AS untuk modal UMKM di FSI 2024
Kamis, 2 Mei 2024 19:18 Wib
Pelaku UMKM Gunungkidul didorong menjual produk manfaatkan teknologi
Senin, 29 April 2024 16:29 Wib
UMKM terancam ritel modern, pemerintah bakal lindungi
Sabtu, 27 April 2024 19:30 Wib
Pemerintah tak larang warung Madura buka 24 jam
Sabtu, 27 April 2024 16:16 Wib
ALUDI-OJK menyosialisasikan pendanaan UMKM skema Securities Crowdfunding
Jumat, 26 April 2024 14:53 Wib
Tiktok-Tokopedia membuka pasar lebih luas untuk UMKM Indonesia
Rabu, 24 April 2024 6:02 Wib
Wastra Indonesia berpeluang terkenal di dalam dan luar negeri
Selasa, 23 April 2024 0:35 Wib