Jogja (Antara Jogja) - Tim mahasiswa Universitas Islam Indonesia Yogyakarta membuat dan mengembangkan alat untuk memudahkan pelaku usaha dalam meningkatkan produksi minyak atsiri dari bunga melati yang diberi nama Magic Stirrer.
"Magic Stirrer adalah ekstrakstor minyak atsiri otomatis yang memudahkan pelaku usaha minyak atsiri dengan segala keefektifan dan keefisienannya," kata ketua tim mahasiswa Titis Arini Afiati di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, bunga melati merupakan salah satu tanaman hasil dari tanah perairan, khususnya daerah pantai seperti di daerah Pasuruan, Pamekasan, Banyumas, Pemalang, dan Tegal. Bunga melati dapat dibuat menjadi minyak atsiri yang secara nilai ekonomi sangat menjanjikan.
"Saat ini harga minyak atsiri dari bunga melati absolut mencapai Rp60 juta per liter. Meskipun demikian, sampai saat ini pemanfaatan bunga melati dinilai masih kurang maksimal, disebabkan masih rendahnya kemampuan produksi para petani melati," katanya.
Ia mengatakan produksi bunga melati Indonesia baru mampu memenuhi sekitar dua persen dari kebutuhan melati pasar dunia. Padahal, kebutuhan terhadap produk dari bunga melati itu di dalam dan luar negeri cukup besar.
"Oleh karena itu, kami melakukan inovasi dengan membuat dan mengembangkan Magic Stirrer, sebuah alat yang berguna meningkatkan produksi dari tanaman bunga melati," kata mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas MIPA UII itu.
Menurut dia, Magic Stirrer memiliki beberapa kelebihan di antaranya waktu produksi yang lebih singkat dan tidak rumit, sehingga tidak memerlukan keahlian khusus, rendemen yang dihasilkan lebih tinggi dari teknik sebelumnya.
Selain itu, waktu ekstraksi minyak lebih singkat, penggunaan bahan baku yang sedikit dan tidak membutuhkan keahlian khusus dalam pengoperasian alat tersebut.
"Komponen utama alat itu terdiri atas tabung kaca berukuran lima kilogram sebagai tempat melati, motor pengaduk yang dilengkapi dengan pengatur kecepatan dan `timer`, serta kerangka besi sebagai penyangga," katanya.
Ia mengatakan cara penggunaan alat itu cukup sederhana yakni bunga melati yang sudah bersih dari tangkainya ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam tabung kaca, selanjutnya ditambahkan pelarut n-heksana dengan perbandingan 1:3.
Selanjutnya dihubungkan dengan sumber listrik, diatur kecepatan putaran dan waktu ekstraksi sekitar lima jam. Pada waktu yang telah ditentukan, alat tersebut akan berhenti secara otomatis dan campuran minyak dan pelarut dapat langsung dihasilkan.
"Para pelaku usaha tinggal menguapkan pelarutnya dengan evaporasi. Saat ini kami terus mengembangkan alat ekstraksi minyak melati tepat guna tersebut khususnya ditujukan untuk pelaku usaha minyak atsiri skala kecil dan menengah," katanya.
Anggota tim mahasiswa UII yang membuat dan mengembangkan Magic Stirrer itu adalah Lusi Sofia dan Septian Perwira yang juga mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas MIPA UII. Mereka dibimbing dosen Riyanto.
(B015)
Berita Lainnya
Ilmuwan Australia kembangkan ujicoba pemeriksaan kanker terbaru
Senin, 16 September 2024 5:53 Wib
Mahasiswa UGM kembangkan perangkat pemelihara anggrek berbasis IoT
Minggu, 15 September 2024 15:00 Wib
Sleman luncurkan program "Satu Sama Bunda" guna kembangkan UMKM
Kamis, 12 September 2024 18:27 Wib
Sleman kembangkan wisata Sleman Barat
Minggu, 8 September 2024 0:39 Wib
Indonesia-Kanada kembangkan ekonomi bersih
Selasa, 3 September 2024 17:59 Wib
Peneliti UGM kembangkan produk inovasi plastik kemasan mudah terurai
Jumat, 30 Agustus 2024 22:20 Wib
Bali-ISSITA kembangkan pariwisata minat khusus genjot wisatawana
Sabtu, 24 Agustus 2024 10:10 Wib
Kembangkan Pertanian Berkelanjutan, Sarihusada gelar Panen Raya di Desa Kemudo
Kamis, 22 Agustus 2024 17:00 Wib