Warga Kulon Progo-Purworejo membuka muara Sungai Bogowonto

id sungai bogowonto

Kulon Progo (Antara Jogja) - Ratusan warga di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, secara swadaya membuka muara Sungai Bogowonto yang dipenuhi endapan pasir, Rabu.

Endapan pasir itu mengakibatkan lima desa dan 10 hektare tambak udang terendam banjir.

Anggota Pos Rider TNI AL Congot Kopral Kepala (Kopka) Rocky di Kulon Progo, mengatakan sejak 07.00-11.00 WIB, ratusan warga bersama Sarlinmas dan Pos Rider TNI secara mandiri membuka muara Sungai Bogowonto.

"Banjir di kawasan Sungai Bogowonto merupakan siklus tahunan. Pada saat musim kemarau, muara Sungai Bogowonto tertutup endapan pasir sehingga saat musim hujan tiba, air dari utara menyebabkan kebanjiran. Untuk itu, kami secara swadaya membuka muara Sungai Bogowonto yang telah menyebabkan lima desa terendam banjir," kata Rocky.

Ia mengatakan wilayah yang terkena dampak luapan Sungai Bogowonto yakni Jangkaran, Pasir Kadilangu, Pasir Mendit, Karanganyar, Jatikontal, Gedangan dan Jatimalang. Namun, banjir yang menggenangi rumah warga dapat diatasi dengan normalnya Sungai Bogowonto.

"Pada 11.00 WIB, air sudah mengalir normal dan banjir pun surut," katanya.

Dia mengatakan akibat meluapnya Sungai Bogowonto, ribuan tambak udang yang berada di Kabupaten Kulon Progo dan Purworejo terendam banjir.

"Kami tidak mengetahui total kerugian yang diakibatkan luapan Sungai Bogowonto yang harus ditanggung petambak udang," katanya.

Salah satu warga Pasir Mendit, Purwo Sarjono mengatakan sejak 05.00 WIB, dirinya sudah memantau muara Sungai Bogowonto yang debit airnya sangat tinggi. Setelah agak surut, dirinya koordinasi dengan warga dan Pemerintah Desa Jangkaran supaya segera ada langkah pengerukan untuk mengantisipasi luapan air ke rumah warga dan tambak udang.

"Kami minta Pemerintah Desa Jangkaran untuk berkoordinasi dengan pemerintah desa lain yang terkenda dampak luapan Sungai Bogowonto. Kemudian, kami juga meminta bantuan alat berat kepada bupati untuk mengeruk endapan air. Tapi pada 11.00 WIB, pengerukan dapat selesai secara manual," katanya.


(KR-STR)

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.