Yogyakarta (Antara Jogja) - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan tidak menemukan produk cokelat batangan merek Snickers terkontaminasi plastik di Yogyakarta seperti yang telah ditemukan di Jerman.
"Sepanjang penelusuran dan pengkajian kami di lapangan mulai akhir Februari produk itu memang tidak ditemukan," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY Dwi Fitri Hatmoko di Yogyakarta, Rabu.
Seperti diberitakan Mars Inc menarik cokelat batangan dan produk lainnya di 55 negara, utamanya di Eropa, karena munculnya risiko tersedak setelah sepotong plastik ditemukan di produk cokelat merek "Snickers" di Jerman.
Semua produk yang ditarik dari peredaran meliputi cokelat merek Snickers dan Milky Bars yang dibuat di pabrik Mars Nederland B.V di Veghel, Belanda pada 5 Desember 2015-18 Januari 2016.
Menurut Dwi, sejak terbitnya edaran dari BPOM RI untuk merespons informasi itu pada akhir Februari petugas BBPOM DIY langsung melakukan penelusuran dan pengkajian beberapa sampel produk coklat yang dijual di 13 sarana di Kabupaten Bantul, Sleman, dan Kota Yogyakarta yang terdiri atas 9 swalayan dan supermarket dan 4 distributor.
Dari beberapa sampel, menurut Dwi, memang masih ditemukan produk cokelat merek "Snickers", hanya saja buatan Tiongkok, bukan Belanda. Untuk produk yang masih beredar di pasaran tersebut, menurut dia, aman dikonsumsi dan tidak mengandung bahan berbahaya seperti "Snickers produksi Belanda.
"Setelah kami lakukan evaluasi tidak ada produk yang berbahaya dan berisiko bagi kesehatan," kata dia.
Meski demikian, menurut Dwi, sebagai perlindungan terhadap masyarakat BBPOM akan terus melakukan melakukan pengawasan terhadap kemungkinan beredaranya produk-produk yang tidak memenuhi syarat.
"Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap cermat memilih makanan kemasan di antaranya dengan memastikan telah terdaftar di BPOM," kata dia.
L007
