Yogyakarta (ANTARA) - Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan dua agenda besar dalam rangka memperingati Milad Ke-107, yaitu kegiatan touring dan bakti sosial di Kulon Progo serta Khotmul Qur'an dan refleksi milad, yang berlangsung pada tanggal 1 dan 4 Desember 2025.
Kedua kegiatan tersebut menjadi bentuk ekspresi syukur sekaligus peneguhan komitmen Mu'allimin sebagai lembaga pendidikan kader yang telah lebih dari satu abad berkiprah bagi masyarakat.
Touring 107 Motor, 107 Kilometer, dan 107 Bingkisan
Agenda pertama digelar pada 1 Desember 2025, ditandai dengan pelaksanaan touring yang mengusung konsep simbolik angka "107" sebagai representasi usia madrasah. Kegiatan yang diikuti 107 motor ini menempuh rute sepanjang 107 kilometer sebelum mencapai titik akhir di Panjatan, Kulon Progo.
Di lokasi tersebut, rombongan Mu'allimin melaksanakan bakti sosial berupa pembagian 107 paket bingkisan bagi warga setempat serta penyaluran infaq kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Panjatan dan masjid yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan.
Direktur Madrasah Mu'allimin, Mhd Lailan Arqam, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tradisi peringatan milad bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk memperluas peran sosial madrasah.
"Touring dan bakti sosial ini adalah wujud syukur kami atas perjalanan panjang Mu’allimin sekaligus komitmen untuk terus menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat," ujarnya.
Ketua PCM Panjatan yang turut hadir memberikan sambutan menyatakan apresiasinya atas kepedulian Mu'allimin. Ia menilai kegiatan tersebut memperkuat hubungan antara lembaga pendidikan Muhammadiyah dan masyarakat di tingkat akar rumput.
Khotmul Qur'an dan Refleksi Milad
Rangkaian milad berlanjut pada 4 Desember 2025 dengan pelaksanaan Khotmul Qur'an yang diikuti oleh siswa, guru, dan pimpinan madrasah. Setelah rangkaian doa selesai, acara dilanjutkan dengan refleksi milad yang menghadirkan sejumlah alumni senior yang tergabung dalam organisasi alumni IKWAMMM.
Dalam sesi refleksi, para alumni menyoroti perjalanan panjang Mu'allimin sejak masa kolonial hingga era modern. Mereka menekankan pentingnya menjaga tradisi pengkaderan khas Mu'allimin yang mengintegrasikan pendidikan keislaman, kepemimpinan, dan kepedulian sosial. Para alumni juga mendorong sivitas madrasah untuk terus adaptif terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan akar ideologis Muhammadiyah.
Kegiatan berlangsung khidmat dan menjadi ruang temu lintas generasi yang mempererat hubungan antara alumni dan almamater.
Jejak Pengabdian Lebih dari Satu Abad
Mu'allimin merupakan salah satu institusi pendidikan tertua di lingkungan Muhammadiyah, yang sejak didirikan pada 1918 telah melahirkan banyak tokoh nasional, pemimpin organisasi, dan kader umat. Rangkaian Milad Ke-107 tahun ini menjadi penegas bahwa tradisi keilmuan dan pengabdian sosial yang dibangun sejak masa Kiai Haji Ahmad Dahlan tetap relevan hingga kini.
Melalui kombinasi kegiatan sosial, spiritual, dan reflektif, Mu'allimin meneguhkan kembali perannya sebagai sekolah kader yang tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada kontribusi bagi masyarakat. Pimpinan madrasah menegaskan bahwa agenda Milad Ke-107 bukan akhir perayaan, melainkan awal penguatan visi untuk memasuki fase baru peran strategis Mu'allimin di tingkat nasional dan internasional.
