Bantul (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengupayakan pemasangan bronjong di tebing Sungai Winongo wilayah Gading Daton, Desa Tonotirto, Kretek, selesai akhir Februari.
"Pekerjaan mulai dilaksanakan sejak 12 Januari, kalau lamanya pekerjaan 50 hari termasuk mobilisasi kami dan sebagainya, perkiraannya akhir Februari sudah selesai," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Minggu.
Menurut dia, pemasangan bronjong atau kotak dari anyaman kawat baja yang penggunaannya diisi batu-batu di tebing Sungai Wingono itu untuk mencegah erosi semakin parah menyusul kejadian longsor beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, setidaknya ada tiga titik tebing yang mengalami longsor dengan lebar sekitar 50 meter di dekat jembatan sungai tersebut, dua titik di Dusun Gading Daton kemudian satu titik di Dusun Kembang Songo.
"Secara umum tidak ada masalah, cuma kendalannya di bagian bawah, karena harus menyetop aliran sungai agar tidak dilewati, dan harus dibelokkan dulu. Tidak mudah mengerjakan posisi di dalam sungai," katanya.
Apalagi, kata dia, proses pengerjaan dilakukan disaat musim hujan yang kadang-kadang aliran sungai banjir, meskipun di wilayah Bantul tidak terjadi hujan, namun kalau di utara Kota Yogyakarta hujan sungai di Bantul tetap banjir.
"Tetapi mudah-mudahan karena niat kita untuk mengurangi dampak risiko yang luas, dengan segala konsekuensi harus dikerjakan sesuai dengan waktu yang sudah disepakati. Dan ini perlu komitmen bersama," katanya.
Sementara itu, terkait dengan anggaran perbaikan infrastruktur sungai itu, Dwi mengatakan, menggunakan dana siap pakai (DSP) dari pusat yang sebelumnya diusulkan lewat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Waktu kejadian longsor kan akhir Desember 2016, sehingga tidak mungkin gunakan anggaran tidak terduga bupati, karena APBD kita berakhir di 31 Desember, sehingga ajukan permohonan DSP ke BNPB," katanya.
(KR-HRI)
