BPBD DIY bantu pengadaan bronjong talud jebol

id talud jebol

BPBD DIY bantu pengadaan bronjong talud jebol

Ilustrasi bronjong penahan banjir (Foto antaranews.com)

Jogja (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta menggandeng Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak untuk membantu pengadaan bronjong kawat di sekitar talud Sungai Gajah Wong yang jebol pada Minggu (18/1) sore.

"Kami akan berupaya membantu pengadaan bronjong, nanti yang melaksanakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu-Opak, dan ini sebagai penahan sementara," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta (BPBD) DIY Gatot Saptadi seusai rapat koordinasi dengan BBWS Serayu-Opak, BPBD Bantul, serta Dinas PU dan ESDM DIY, di Yogyakarta, Senin.

Gatot mengatakan setelah dilakukan inventarisasi pascajebolnya tanggul Sungai Gajah Wong di Dukuh Sorowajan, Banguntapan, Bantul, antara lain disebabkan faktor desain teknis pembangunan talud yang kurang memadai, usia talud, serta debit air yang deras.

"Umur bangunan pasti ada masanya. Meskipun di sisi lain ada banyak penyebab-penyebab lain yang nanti menjadi ranahnya BBWS," kata Gatot.

Menurut Gatot, lokasi pemasangan bronjong antara lain akan mencakup titik tanggul yang jebol serta titik di sekitarnya yang diidentifikasi juga terancam jebol, dengan total keseluruhan sepanjang 20 meter.

"Untuk waktu pemasangannya belum bisa kami pastikan, masih menunggu koordinasi lanjutan," kata dia.

Sementara itu, sesuai hasil rapat koordinasi tersebut mengenai dua rumah milik dua kepala keluarga (KK) yang terisolasi aliran sungai yang jebol itu, perbaikannya akan diserahkan kepada pengembang perumahan tersebut.

Gatot menilai letak pembangunan rumah di bantaran sungai itu tidak dibenarkan, sebab idealnya harus ada jarak antara rumah dan tanggul.

"Rumah itu dibangun oleh pengembangnya di atas talut. Padahal sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, harus ada jarak dari bibir atau sempadan sungai," kata dia.

Sementara itu, kata Gatot, mengenai saluran irigasi yang rusak akibat dampak arus dari jebolnya tanggul tersebut, tidak cukup ditindaklanjuti dengan penanganan sementara. Upaya perbaikan saluran irigasi tersebut, menurut dia, membutuhkan perbaikan permanen dengan biaya tidak sedikit.

Menurut dia, perbaikan irigasi memerlukan penanganan yang lebih cermat dengan menggandeng berbagai pihak, sebab irigasi tersebut memiliki peran yang sangat vital, untuk mengairi sekitar 20 hektare sawah di kawasan itu.

"Untuk saluran irigasi dananya masih perlu dihitung dulu. Diarahkan kalau bisa menggunakan dana tidak terduga dari gubernur atau Pemerintah Kabupaten Bantul," kata dia.

(L007) 
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024