Konsep "Tri Sentra Pendidikan" dinilai perlu diterapkan

id Konsep Tri Sentra Pendidikan dinilai perlu diterapkan

Konsep "Tri Sentra Pendidikan" dinilai perlu diterapkan

dok antara (antaranews.com)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Lembaga pendidikan dinilai perlu menghidupkan dan menerapkan kembali konsep Tri Sentra Pendidikan seperti yang diajarkan Ki Hajar Dewantara sebagai upaya efektif membentuk karakter anak, kata Penasihat Dewan Pendidikan DIY Wuryadi.

"Konsep Tri Sentra Pendidikan sangat dibutuhkan untuk membentuk karakter anak sekaligus sebagai benteng terhadap masuknya paham-paham transnasional di era saat ini," katanya seusai pemotongan tumpeng memperingati 128 Tahun Hari Lahir Ki Hajar Dewantara sekaligus Hari Pendidikan Nasional di Kompleks Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta, Selasa.

Menurut Wuryadi, konsep Tri Sentra Pendidikan merupakan program pendidikan yang melibatkan sekolah atau satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat.

Melalui program itu akan memperkuat keterikatan antara pihak sekolah, keluarga dan masyarakat atau lingkungan dalam membentuk karakter anak didik.

"Harmonisasi ketiga pusat kekuatan pendidikan itu adalah tumpuan dari ajaran Ki Hajar," kata dia.

Meski demikian, ia menilai masih sedikit sekolah yang betul-betul menerapkan konsep warisan Ki Hajar Dewantara itu.

"Sekarang praktis tidak ada titik temu antara ajaran di sekolah, keluarga, dan masyarakat karena seluruhnya sudah dipasrahkan di sekolah," kata dia.

Wuryadi menilai momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) saat ini merupakan saat yang tepat untuk mengampanyekan ajaran Tri Sentra Pendidikan.

Menurut dia, generasi muda saat ini tengah menghadapi tantangan pengaruh paham-paham transnasional yang cenderung ekstrem, intoleran, dan anti-Pancasila.

"Saya kira paham-paham ini harus secara aktif direspon oleh dunia pendidikan," kata dia.

Dengan menerapkan program itu, maka sekolah, keluarga, dan masyarakat akan saling bertukar informasi secara terpadu mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan anak atau siswa.

"Sehingga apa yang tidak mampu dijangkau sekolah akan dijangkau oleh lingkungan masyarakat dan keluarga. Semuanya harus aktif," kata dia.

Selain Tri Sentra Pendidikan, menurut Wuryadi, banyak konsep Ki Hajar yang masih relevan dengan kondisi perkembangan pendidikan saat ini.

Ajaran Ki Hajar lainnya yakni konsep menempatkan murid bukan lagi sebagai objek melainkan pusat dari sistem pembelajaran di sekolah.

Menurut dia, yang dimaksud menjadikan murid sebagai pusat proses belajar di sekolah adalah dengan memberikan kesempatan mereka melakukan eksplorasi secara mandiri dengan guru sebagai pembimbing.

Tanpa melakukan perubahan model pendidikan itu, menurut Wuryadi, konsekuensinya generasi muda di Indonesia tidak akan memiliki daya inisiatif, daya kritis, kreasi, serta keberanian mengungkapkan pendapat di muka umum.

"Karena mereka selama bertahun-tahun hanya dilatih menerima, sehingga mental kritis dan mengungkapkan pendapat tidak punya," kata Wuryadi yang juga Penasihat Yayasan Majelis Luhur Tamansiswa itu.

(T.L007)