Bantul (Antara) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan prihatin dengan maraknya kenakalan remaja di wilayah DIY hingga membuat intitusi pemerintah daerah kewalahan.
"Kami agak kewalahan juga menghadapi kenakalan anak-anak khususnya yang berpendidikan sekolah menengah pertama (SMP), banyak anak-anak kita bukan hanya SMA tapi SMP yang melakukan kekerasan," kata Sultan di Kabupaten Bantul, Senin.
Saat acara Syawalan dan Silaturahmi antara Gubernur dan Wakil Gubernur DIY dengan pejabat dan jajaran PNS Bantul di Parasamya, Sultan mengatakan tidak ada pilihan lain bagi pemerintah daerah melalui institusi penegak hukum untuk menindak tegas.
"Tidak ada pilihan bagi kami pemda bersama kepolisian untuk akhirnya memberanikan diri untuk menindak, melakukan penegakan hukum karena dengan peringatan yang diberikan orang tua dan guru ke anak tidak berpengaruh," katanya.
Oleh sebab itu, lanjut Sultan, perlu mengambil tindakan hukum untuk mengatasi kenakalan remaja di wilayah Bantul yang meresahkan masyarakat. "Alhamdulillah dengan tindakan hukum itu suasana lebih kondusif saat ini," katanya.
Sultan juga berpesan kepada para orang tua untuk selalu mengawasi pergaulan putra-putrinya di luar rumah yang saat ini sangat berbahaya sebab bisa menumbuhkan keberanian anak melakukan tindakan kekerasan dan melanggar hukum.
"Selain itu juga ada narkoba yang akhir-akhir ini dikhawatirkan pemerintah bisa terjadi radikalisasi, terorisme yang bukan menurun tetapi justru makin meningkat," kata Sultan.
Sultan juga meminta orang tua tidak begitu saja melepas putra maupun kemenakannya untuk berada di luar rumah, tetapi bisa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pergaulan-pergabulan sehari-hari yang dilakukan anak-anak.
"Saya mohon bapak ibu jangan paksakan anak untuk bekerja di luar tanpa tahu apa bergaulannya dan dengan siapa karena yang demikian bisa berpotensi yang juga akan membahayakan eksistensi kebersaman kita," katanya.***2***(KR-HRI)
Berita Lainnya
OPM bakar sekolah, Kapolda Papua prihatin
Kamis, 2 Mei 2024 12:15 Wib
Jokowi prihatin dan empati atas insiden saat kunker di Sumut
Selasa, 19 Maret 2024 9:42 Wib
Serangan bom Israel ke tenda pengungsi di Rafah bikin WHO prihatin
Minggu, 3 Maret 2024 16:59 Wib
Putusan MK soal ambang batas parlemen jadi catatan penting
Minggu, 3 Maret 2024 10:38 Wib
PBB prihatin atas aksi mogok makan di Penjara Jau Bahrain
Kamis, 31 Agustus 2023 13:01 Wib
AS prihatin atas uji coba rudal Korut
Jumat, 9 Desember 2022 8:11 Wib
PP Muhammadiyah mengaku prihatin atas Masjid Taqwa di Bireuen
Selasa, 1 November 2022 6:18 Wib
Pellaksanaan pilkada dicarikan format agar tak seragam
Sabtu, 15 Oktober 2022 11:29 Wib