Yogyakarta inginkan PMPS relevan dengan perkembangan zaman

id sekaten

Yogyakarta inginkan PMPS relevan dengan perkembangan zaman

Pasar Malam sekaten (Foto Antara)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten yang rutin menjadi agenda tahunan di Yogyakarta diharapkan selalu relevan dengan dinamika pertumbuhan dan perkembangan masyarakat masa kini.

"Dengan demikian, penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) tidak akan kehilangan perhatian dari masyarakat," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat pembukaan PMPS di Alun-Alun Utara Yogyakarta, Jumat.

Pada tahun ini, tema penyelenggaraan PMPS adalah harmoni religi budaya dan ekonomi. "PMPS memiliki nilai penting sebagai refleksi semangat religi dan budaya sekaligus mengembangkan semangat pertumbuhan ekonomi," kata Heroe.

Oleh karena itu, Heroe menilai bahwa penyelenggaraan PMPS juga bisa menjadi lokomotif yang menunjukkan pertumbuhan dan gerak ekonomi di Kota Yogyakarta.

Pada tahun ini, panitia PMPS menargetkan pendapatan sebesar Rp1 miliar yang berasal dari sewa lahan. Hingga pembukaan, pendapatan yang sudah masuk mencapai sekitar Rp900 juta.

"Kami pun optimistis jika target pendapatan bisa dilampaui hingga berakhirnya PMPS," katanya.

Panitia membagi Alun-Alun Utara Yogyakarta menjadi dua zona yaitu zona perdagangan umum dan zona pemerintah. Untuk zona perdagangan umum, dibagi dalam 486 stan dan hingga kini sudah terisi 466 stan.

Sedangkan untuk stan pemerintah digunakan oleh Pemerintah DIY, Kementerian Agama DIY dan stan dari pemerintah kota dan kabupaten di DIY serta stan untuk memfasilitasi perajin usaha mikro kecil dan menengah dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta.

PMPS akan digelar selama 21 hari dimulai sejak Jumat (10/11) hingga 30 November. Pada tahun ini, PMPS diselenggarakan dengan lebih istimewa karena masuk dalam Tahun Dal.

Sementara itu, Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam X mengatakan pembukaan PMPS pada tahun ini sangat istimewa. "Selain penyelenggaraan pada Tahun Dal, pembukaan PMPS juga bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan," katanya.

Ia pun berharap, tema religi budaya dan ekonomi dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, termasuk pemimpin di masyarakat.

"Semangat gotong royong di masyarakat adalah sebuah modal yang sangat berharga apabila ditransformasikan dalam bentuk etos kerja baik di lingkungan masyarakat maupun di pemerintahan," katanya.

Pembukaan PMPS juga dimeriahkan dengan pertunjukan tari berjudul "ilir-ilir nginang suruh". ***4***(E013)

(E013)



Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024