Petani didorong tanam varietas singkong lokal

id singkong gunung kidul,singkong lokal

Petani didorong tanam varietas singkong lokal

Ilustrasi petani singkong (Foto antaranews.com)

Gunung Kidul  (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong petani menanam varietas singkong lokal untuk mendongkrak produksi karena potensi ubi kayu belum tergarap maksimal.

Sekda Gunung Kidul Drajat Ruswandono di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan pemkab akan mendampingi petani untuk meningkatkan produktivitas ubi kayu, seperti varietas ubi kayu Gatotkaca.

"Varietas ini kalau dikelola dengan baik mampu menghasilkan ubi kayu 25 ton per hektare. Selama ini kurang tergarap maksimal sehingga hanya menghasilkan ubi kayu 15 ton per hektare," kata Drajat pada peluncuran Kebun Pembibitan Singkong di Dusun Kemiri, Desa Kemiri, Kecamatan Tanjungsari.

Ia mengatakan saat ini, produktsi ubi kayu mencapai 1 juta ton lebih pada 2017. Untuk pengembangannya sudah dilakukan di semua kecamatan. Potensi singkong di Gunung Kidul sangat luar biasa karena luasnya mencapai 55 ribu hektare.

"Singkong memang merupakan tanaman yang mudah hidup dimanapun. Terlebih untuk pembibitan di Kemiri ini merupakan varietas lokal sehingga tentu akan berkembang dengan baik," katanya.

Drajat mengatakan dengan upaya terus ini diharapkan bisa swasembda ubi kayu. Sehingga Gunung Kidul menjadi salah satu penghasil terbesar di Indonesia.

"Masih adanya impor singkong ini menjadi perhatian serius pemkab. Untuk itu kami terus berupaya meningkatkan produksi," katanya.

Diakuinya kendala yang dihadapi petani saat ini adalah masa tanam ubi kayu yang cenderung lama sekitar 9 bulan.

"Kami juga bekerja sama kepada semua pihak untuk upaya edukasi bagi petani," katanya.

Sementara itu Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MPM PWM) DIY Dwi Kuswantoro mengungkapkan, pihaknya terus berupaya membantu pemkab untuk pembedayaan.

Permasalahannya produktivitasnya masih rendah yakni 15 ton per hektare. Melalui peluncuran kebun bibit singkong, diharapkan dapat mendorong produksi.

"Varietas yang dikembangkan yakni lokal berupa jenis? Gatotkaca. Karena merupakan varietas lokal dan bisa beradaptasi dengan tanah, iklim serta tidak perlu modifikasi," katanya.

Dia mengatakan ke depan, singkong akan menjadi penopang pangan setelah padi. Rencananya juga akan digelar kongres singkong.

"Kami berupaya untuk mengedepankan pendampingan bagi masyarakat," katanya. 
(U.KR-STR) 21-02-2018 16:12:52