Petani Samigaluh dilatih mengolah teh mulai hulu-hilir

id petani teh samigaluh

Petani Samigaluh dilatih mengolah teh mulai hulu-hilir

Ilustrasi, perkebunan teh (Foto antaranews.com)

Kulon Progo, 26/4 (Antara) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberi pelatihan pengolahan teh mulai hulu sampai hilir kepada Kelompok Tani Teh Tegal Subur Kecamatan Samigaluh.

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Widi Astuti di Kulon Progo, Kamis, mengatakan pelatihan penanganan pascapanen dan pengolahan teh ini untuk menindaklanjuti program rehabilitasi tempat produksi teh di Kawasan Wisata Kebun Teh Nglinggo.

"Kami mendatangkan pelatihan dari Bandung (Jawa Barat) untuk memberikan materi soal menu berbahan baku teh hingga pengelolaan kawasan wisata teh," katanya.

Ia mengatakan rencananya semua menu makanan yang dijual kepada wisatawan Kebun Teh Nglinggo berbahan baku teh. Mulai nasi goreng green tea, manisan kolang-kaling green tea, dan makanan ringan yang dipadu dengan poder teh. Termasuk berbagai minuman teh.

Saat ini, teh sangrai yang disajikan kepada wisatawan masih sangit, tapi kalau dipadukan dengan buah-buahan, rasa sangit itu akan hilang.

"Kami akan mengajak petani teh di Samigaluh ke Bandung melihat rumah produksi teh dan pengolahan teh," katanya.

Widi Astuti mengatakan studi banding ke Bandung ini agar petani mengetahui alat yang dibutuhkan hingga teknis pengolahan dan pemasaran sehingga ketika di Kulon Progo ada program pengembangan produksi teh, petani sudah tahu apa yang harus dilakukan.

"Rencana studi banding pada 23 Mei 2018. Kami berharap petani teh membuat inovasi dengan adanya pelatihan dan rencana studi banding nanti," katanya.

Dia mengatakan di Bandung kebun teh sudah dikelola profesional, mulai dari kebun teh untuk teh white tea dan teh premium hingga teh yang digunakan untuk campuran makanan berbahan baku teh.

Saat ini, di Kulon Progo, penanganan teh belum dikelola dengan baik. Petani masih mengolah teh dengan tradisional, dan pemetikan teh masih masih campur mulai dari teh putih, premium hingga medium.

"Hal ini menjadi kelemahan produk teh di Kulon Progo," katanya.

Salah satu petani teh Samigaluh Sukohadi mengatakan dirinya memproduksi teh dengan berbagai rasa seperti teh pegagan, ada teh wangi, ada teh sangit, ada lagi yang namanya teh putih.

Ia mengatakan salah satu yang menarik dari berbagai produk teh rakyat tersebut adalah "teh sangit" serta teh yang disebut teh putih. Dua teh ini bahan dan penanganannya cukup rumit dan eksklusif, baik bahan maupun cara mengolahnya.

Menurut dia, teh putih memang warnanya putih, warna asli pucuk teh. Untuk mengeringkannya tidak tersebut apa panas sedikitpun. Sehingga khasiat pucuk tehnya utuh lengkap.

"Teh putih ini, kami memetiknya harus sebelum matahari bersinar. Setelah Subuh, kami lakukan pemetikan paling setengah jam hingga satu jam. Kalau sampai kena sinar matahari khasiatnya jadi beda," katanya.

Sukohadi mengatakan untuk mengeringkan teh putih, hanya dengan diangin-anginkan saja, tidak dengan panas api. Aturan itu dijaga ketat. Teh putih ini disedu untuk minuman istimewa. Di Bali harganya Rp3,5 juta per kilogram. Konsumennya kebanyakan orang asing.

"Kalau untuk "teh sangit", kami gunakan pucuk dua hingga tiga lembar. Mengolahnya kami keringkan dengan "sangan". Dikeringkan di atas tempayan tanah yang dipanasi api di bawah," kata dia.