Jakarta (Antaranews Jogja) - Pergelaran Rhino Kites Festival atau festival layang-layang hias di Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung, Banten, merupakan bentuk nyata melestarikan budaya bangsa Indonesia.
"Digelarnya Rhino Kites Festival Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung merupakan bukti dan wujud pelestarian budaya bangsa yang harus dikembangkan menjadi produk inovatif untuk memiliki nilai ekonomi," ujar Penggagas Museum Layang-layang Indonesia, Endang Ernawati di sela-sela Rhino Kites Festival di Tanjung Lesung, Banten, Minggu.
Endang mengungkapkan masyarakat harus bangga dengan layang-layang tradisional karena salah satu produk budaya Indonesia tersebut menjadi primadona dalam acara festival layang-layang internasional.
"Layang-layang kita ditiru oleh negara lain. Layang-layang Indonesia mempunyai keterkaitan yang kuat dengan seni maupun budaya di daerah masing-masing," kata dia.
Ia mengatakan setiap daerah di Indonesia mempunyai layang-layang dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.
"Layang-layang di tiap daerah mempunyai perbedaan dalam model dan bentuk. Misalnya layang-layang di Sumatera itu bentuknya dipengaruhi dengan seni dan budaya Melayu, di Jawa itu model dan gambarnya terinspirasi dari Wayang," ujar Endang.
Selama 30 tahun menggeluti dunia layang-layang, Endang mengatakan bahwa pemain layang-layang Indonesia selalu berprestasi di luar negeri.
"Saya sering pergi ke berbagai negara untuk mengikuti festival layang-layang internasional. Pelayang Indonesia itu selalu mendapatkan apresiasi yang sangat positif," kata dia.
Sementara itu, Managing Director PT Banten West Java (Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung) & Chief of OC, Rully Lasahido mengatakan Rhino Kites Festival sebagai ajang sosialisasi perhelatan akbar Rhino Cross Triathlon 2018.
"Rhino Kites Festival adalah bagian dari rangkaian perhelatan akbar Rhino Cross Triathlon 2018. Ajang kejuaraan tersebut terdiri atas lomba berenang, balap sepeda, dan lari melintasi keindahan dan tantangan alam Tanjung Lesung pada tanggal 29-30 September 2018," kata dia.
Sebanyak 24 peserta berasal dari dalam dan luar negeri yakni Belanda, Malaysia, SIngapura, Jerman, dan Belgia ikuti Rhino Kites Festival.
Pelayang Jerman Michele, Belanda Bart W Van Assen, Malaysia Nasri Ahmad, Singapura Leong Kwon, dan Belgia Misele.
Sekitar 100 layangan hias akan diterbangkan di Pantai Tanjung Lesung menandai momen resmi peluncuran Rhino Cross Triathlon.
100 layangan hias mempunyai ragam bentuk yang unik mulai dari hewan, superhero, biota laut dan lainnya.
Seluruh pengunjung yang hadir di Tanjung Lesung dapat menyaksikan layang-layang, mengikuti workshop melukis layangan, menerbangkan layang-layang, dan menyaksikan layangan terbang malam.