Yogyakarta siapkan ruang pintar untuk dukung "smart city"

id yogyakarta, smart city, smart room, command center

Yogyakarta siapkan ruang pintar untuk dukung "smart city"

Workshop smart city di Pemerintah Kota Yogyakarta (Eka Arifa Rusqiyati)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta terus berupaya melengkapi berbagai sarana dan prasarana pendukung untuk mengembangkan “smart city”, salah satunya dengan mempersiapkan “smart room” (ruang pintar) yang nantinya berfungsi layaknya pusat komando.
   
“Tahun depan akan ada ‘command center’, namun di Kota Yogyakarta namanya akan diganti menjadi ‘smart room’,” kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti dalam “workshop smart city” di Yogyakarta, Selasa.
   
Menurut dia, fungsi “smart room” tersebut tidak hanya untuk memberikan komando tetapi pusat informasi yang terintegrasi dengan semua sistem sehingga pengawasan terhadap berbagai kondisi di Kota Yogyakarta dapat dilakukan secara menyeluruh.
   
“Bukan hanya untuk tujuan ketertiban saja, tetapi bisa juga dimanfaatkan untuk kepentingan keamanan warga. Misalnya saja, merunut kejadian apabila ada tindakan kriminalitas. Tujuannya adalah memberikan rasa aman ke masyarakat,” katanya.
   
Oleh karena itu, Haryadi berharap, masyarakat dapat memberikan dukungan terhadap fungsi “smart room”, salah satunya dengan memasang kamera “closed circuit television” (CCTV) untuk menambah titik pengawasan.
   
Ia meminta seluruh organisasi perangkat daerah maupun instansi di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk bisa memiliki proyek rintisan atau “living lab” terkait pengembangan “smart city”.
   
“Keberadaan ‘living lab’ ini sangat penting untuk mengukur bagaimana perkembangan ‘smart city’ di Yogyakarta dan bagaimana ‘smart city’ ini bisa memberikan kemudahan dalam kehidupan di masyarakat,” kata Haryadi.
   
Bagaimanapun juga, lanjut Haryadi, kehidupan masyarakat saat ini sudah tergantung dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan melalui perkembangan teknologi termasuk internet dan kecerdasan buatan.
   
“Perkembangan teknologi sudah sangat maju, jika kita hanya begini-begini saja, tidak mau berubah, maka tentu akan semakin tertinggal,” katanya.
   
Sementara itu, Guru Besar Institut Teknologi Bandung Suhono Harso Supangkat mengatakan, “smart city” tidak hanya sekadar dimaknai dengan keberadaan “command center” saja, tetapi harus memperoleh dukungan lain, di antaranya integrasi dan kolaborasi sistem.
   
“Kondisi sosial budaya masyaakat juga harus menjadi pertimbangan dalam pengembangan ‘smart city’ di suatu wilayah. Kearifan lokal yang ada di masyarakat tidak boleh ditinggalkan,” katanya.
   
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas KOmunikasi Informasi dan Persandian Kota Yogyakarta Tri Hastono mengatakan, “smart room” akan menjadi alat bagi Pemerintah Kota Yogyakarta dalam menentukan kebijakan atau mengambil keputusan atas suatu kondisi di masyarakat.
   
“Melalui ‘smart room’ ini, pemerintah akan memperoleh banyak data dan kemudian menyimpulkannya sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan. Artinya, pengambilan keputusan akan selalu didasarkan pada data,” katanya.
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024