Produksi jagung Kulon Progo di bawah target

id panen jagung

Produksi jagung Kulon Progo di bawah target

Panen raya jagung varietas Bima di Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Realiasi produksi jagung Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2018, di bawah target yang ditetapkan karena kerusakan saluran irigasi Kalibawang yang menyebabkan luas tanam menurun.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Kamis mengatakan target produksi pada 2018 sebanyak 26.220,50 ton namun hanya terealisasi 23.024,51 ton atau sekitar 87,81 persen.

"Kerusakan saluran induk Kalibawang, sehingga luas tanam menurun yang mengakibatkan luas panen jagung juga menurun," kata Bambang.

Ia mengatakan produksi jagung pada 2017 mencapai 27.435 ton dari target 25.742 ton. Saat itu, kondisi saluran induk Kalibawang masih berfungsi baik, dan belum dilakukan perbaikan.

Pada 2018 hingga 2020 nanti, saluruan induk Kalibawang setiap April hingga Agustus, air tidak dialirkan karena dalam masa perbaikan.

"Kami pastikan produksi jagung di Kulon Progo selama tiga tahun terakhir akan menurun karena saluran induk Kalibawang dalam perbaikan. Kami berusaha mendampingi petani memanfaatkan lahan tegalan supaya ditanami jagung, sehingga sedikit membantu dalam mempertahankan produksi jagung di Kulon Progo," katanya.

Bambang mengatakan seluruh kecamatan di Kulon Progo memiliki lahan jagung, mulai dari Kalibawang, Nanggulan, Girimulyo, Sentolo, Pengasih, Lendah, Galur, Panjatan, Temon.

Namun, lanjutnya, produksi jagung mengalami penurunan signifikan di Kecamatan Sentolo, Nanggulan dan Kalibawang karena di bawah langsung saluran irigasi Kalibawang.

"Kami sudah berusaha maksimal untuk mempertahankan produksi jagung, tapi kami tidak bisa berbuat banyak selama saluran induk Kalibawang masih dalam perbaikan, " katanya.

Salah satu pedagang sembako di Kecamatan Sentolo Sugeng mengatakan saat ini, harga jagung pipil kering mencapai Rp6.500 per kilogram. Kenaikan harga jagung telah terjadi sejak 1,5 bulan ini. Harga jagung normal berkisar Rp3.000 hingga Rp4.000 per kilogram pipil kering.

Dampak yang merasakan kenaikan jagung adalah peternak ayam petelur, karena jagung merupakan makanan campuran bagi ayam petelur. Saat ini, harga telur juga tidak stabil, karena disebabkan harga jagung yang tinggi.

"Peternak banyak yang mengeluhkan tingginya harga jagung. Pendapatan peternak jadi berkurang. Kenaikan harga jagung di Kulon Progo disebabkan beberapa wilayah tidak panen," katanya.