Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta menyiapkan lima paket pekerjaan pembangunan sambungan rumah dan saluran pembawa menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah Sewon Bantul.
“Akan ada lima paket di lima lokasi yang tersebar di Yogyakarta bagian timur, tengah dan barat. Nilai masing-masing paket berbeda-beda,” kata Kepala Bidang Perumahan Permukiman dan Tata Bangunan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Yogyakarta Sigit Setiawan di Yogyakarta, Kamis.
Paket pekerjaan pembangunan sambungan rumah dan seluran pembawa tersebut kini sudah masuk dalam tahap lelang melalui Bagian Layanan Pengadaan Pemerintah Kota Yogyakarta. Kelima paket tersebut tersebar di Semaki dengan alokasi anggaran Rp2,4 miliar, Tegalrejo Rp2,1 miliar, Tegalpanggung Rp919 juta, Klitren dan Brontokusuman dengan nilai masing-masing pekerjaan sekitar Rp600 juta.
“Untuk paket pekerjaan di Semaki, Tegalrejo, dan Tegalpanggung, kami bekerja sama dengan program hibah sanitasi dari Pemerintah Australia dan Indonesia yaitu “Sanitation Australia Indonesia Infrastructure Grants” (SAIIG),” katanya.
Menurut Sigit, kegiatan sosialisasi pembangunan sambungan rumah tersebut sudah dilakukan dan masyarakat sudah memahami, bahkan beberapa di antaranya adalah usulan dari masyarakat.
“Nantinya, kebutuhan bahan bangunan seperti pipa akan dipenuhi oleh pemerintah. Namun, warga tetap diminta melakukan swadaya untuk mengembalikan lantai. Kami hanya sebatas sampai tahap plester saja. Tidak sampai membetulkan keramik atau tegel lantai,” katanya.
Kegiatan pembangunan sambungan rumah akan dilakukan mulai pertengahan tahun dan diharapkan sudah selesai pada November.
Sigit menyebut, sudah ada beberapa rumah yang memiliki septic tank namun tetap menjadi sasaran pembangunan sambungan rumah. “Untuk di Kota Yogyakarta, kami memang mengarahkan agar warga menggunakan sambungan rumah daripada septic tank pribadi. Tujuannya agar kesehatan dan sanitasi lingkungan tetap terjaga mengingat permukiman di Kota Yogyakarta cukup padat,” katanya.
Warga cukup membayar biaya retribusi untuk memanfaatkan sambungan rumah tersebut yaitu sekitar Rp3.000 setiap bulannya.
Sampai saat ini, di Kota Yogyakarta sudah ada sekitar 17.000 sambungan rumah yang terbangun menuju IPAL Sewon Bantul.
“Peningkatan sanitasi lingkungan terus kami upayakan secara rutin dengan membangun sambungan rumah. Selain itu, juga dibangun IPAL komunal di beberapa titik,” katanya.
Hanya saja, lanjut dia, masih ada satu dari 14 kecamatan di Kota Yogyakarta yaitu Kecamatan Kotagede yang belum terjangkau pembangunan sambungan rumah karena kondisi topografi yang lebih rendah dibanding wilayah lain.
“Kami berharap ada bantuan dari DIY atau pemerintah pusat. Misalnya membangun IPAL di wilayah Pleret sehingga limbah bisa dialirkan dengan memanfaatkan gravitasi,” katanya.
Baca juga: Yogyakarta tambah IPAL komunal di Sungai Manunggal