Kulon Progo mengusulkan bantuan traktor roda empat bagi petani Srikayangan
Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengusulkan bantuan traktor roda empat untuk petani bawang merah di Desa Srikayangan kepada Kementerian Pertanian dalam rangka percepatan pengolahan lahan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Minggu, mengatakan permohonan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dari petani bawang merah di Desa Srikayangan muncul saat tanam perdana bawang merah pada awal Agustus lalu.
"Kami sudah meminta kelompok petani bawang merah untuk membuat proposal permohonan bantuan alsintan traktor roda empat dan combine harvester. Proposal ini akan kami ajukan ke Kementerian Pertanian supaya mereka dibantu," kata Aris.
Ia mengatakan sekarang ini, alsintan sangat dibutuhkan karena sedikitnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian sehingga Dinas Pertanian dan Pangan melakukan mekanisasi alat dan mesin pertanian.
"Setiap tahun, kami memberikan bantuan alsintan kepada kelompok tani. Kemudian, alsintan yang ukuran besar seperti traktor roda empat, traktor roda dua, hingga combine harvester, kami usulkan melalui dana tugas pembantuan," katanya.
Ia meminta petani bawang, untuk sementara waktu mengoptimalkan alsintan yang sudah ada, sehingga tidak mengganggu masa tanam dan perawatan. "Kami akan membantu dengan memobilisasi alsintan dari kelompok tani lain untuk membantu pengolahan tanah hingga perawatan tanaman bawang merah sampai panen," katanya.
Total alsintan untuk budi daya pertanian yang ada di Kulon Progo, yakni traktor roda dua sebanyak 354 unit, traktor roda empat 14 unit, pompa air 184 unit, rice transpanter sebanyak 30 unit, handsprayer sebanyak 221 unit, alat tanam jagung sebanyak 41 unit.
Kemudian alsitan untuk percepatan penanganan saat panen, yakni combine harvester sebanyak 20 unit.
"Pada 2019 ini, Kementerian Pertanian memberikan bantuan alsintan traktor roda empat sebanyak 19 unit. Bantuan ini dibagikan kepada kelompok tani yang tersebar di 12 kecamatan yang ada di Kulon Progo," katanya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Kulon Progo Tri Hidayatun mengatakan total luas lahan pertanian di Kulon Progo seluas 5.300 hektare. Idealnya satu unit traktor dapat digunakan untuk mengolah lahan seluas 10 hektare hingga 14 hektare, maka yang dibutuhkan sebanyak 379 unit hingga 530 unit.
"Saat ini, jumlah traktor roda dua yang ada di Kulon Progo sebanyak 354 unit. Artinya di Kulon Progo kekurangan 25 unit hingga 176 unit dengan ketentuan satu unit traktor mengolah lahan 10 hektare hingga 14 hektare," katanya.
Salah satu petani di Bulak Kayangan Purwanto mengatakan saat ini, di Desa Srikayangan baru ada dua unit traktor roda empat. Luas tanam bawang merah total di Bulak Kayangan sekitar 250 hektare dari total potensi lebih dari 500 hektare.
Dua traktor roda empat hingga semua traktor roda dua sudah dikerahkan dengan optimal, namun tetap menyebabkan masa tanam mundur. "Kami berharap ada tambahan traktor roda empat dan kultivator sehingga mempercepat pengolahan tanah, pada masa tanam bawang merah. Pola tanam bawang merah harus tepat waktu, untuk mengantisipasi serangan hama," katanya.
Selain itu, Purwanto juga juga berharap ada tambahan combine harvester untuk memanen padi. Terlambatnya masa tanam kedua di Kulon Progo, khususnya di Bulak Kayangan juga disebabkan keterbatasan combine harvester.
"Kami sudah mengajukan combine harvester, tapi belum ada tidak lanjut dari Dinas Pertanian dan Pangan. Permohonan ini sudah didiskusikan dengan gapoktan dan GP3A," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha di Kulon Progo, Minggu, mengatakan permohonan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) dari petani bawang merah di Desa Srikayangan muncul saat tanam perdana bawang merah pada awal Agustus lalu.
"Kami sudah meminta kelompok petani bawang merah untuk membuat proposal permohonan bantuan alsintan traktor roda empat dan combine harvester. Proposal ini akan kami ajukan ke Kementerian Pertanian supaya mereka dibantu," kata Aris.
Ia mengatakan sekarang ini, alsintan sangat dibutuhkan karena sedikitnya jumlah tenaga kerja di sektor pertanian sehingga Dinas Pertanian dan Pangan melakukan mekanisasi alat dan mesin pertanian.
"Setiap tahun, kami memberikan bantuan alsintan kepada kelompok tani. Kemudian, alsintan yang ukuran besar seperti traktor roda empat, traktor roda dua, hingga combine harvester, kami usulkan melalui dana tugas pembantuan," katanya.
Ia meminta petani bawang, untuk sementara waktu mengoptimalkan alsintan yang sudah ada, sehingga tidak mengganggu masa tanam dan perawatan. "Kami akan membantu dengan memobilisasi alsintan dari kelompok tani lain untuk membantu pengolahan tanah hingga perawatan tanaman bawang merah sampai panen," katanya.
Total alsintan untuk budi daya pertanian yang ada di Kulon Progo, yakni traktor roda dua sebanyak 354 unit, traktor roda empat 14 unit, pompa air 184 unit, rice transpanter sebanyak 30 unit, handsprayer sebanyak 221 unit, alat tanam jagung sebanyak 41 unit.
Kemudian alsitan untuk percepatan penanganan saat panen, yakni combine harvester sebanyak 20 unit.
"Pada 2019 ini, Kementerian Pertanian memberikan bantuan alsintan traktor roda empat sebanyak 19 unit. Bantuan ini dibagikan kepada kelompok tani yang tersebar di 12 kecamatan yang ada di Kulon Progo," katanya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Kulon Progo Tri Hidayatun mengatakan total luas lahan pertanian di Kulon Progo seluas 5.300 hektare. Idealnya satu unit traktor dapat digunakan untuk mengolah lahan seluas 10 hektare hingga 14 hektare, maka yang dibutuhkan sebanyak 379 unit hingga 530 unit.
"Saat ini, jumlah traktor roda dua yang ada di Kulon Progo sebanyak 354 unit. Artinya di Kulon Progo kekurangan 25 unit hingga 176 unit dengan ketentuan satu unit traktor mengolah lahan 10 hektare hingga 14 hektare," katanya.
Salah satu petani di Bulak Kayangan Purwanto mengatakan saat ini, di Desa Srikayangan baru ada dua unit traktor roda empat. Luas tanam bawang merah total di Bulak Kayangan sekitar 250 hektare dari total potensi lebih dari 500 hektare.
Dua traktor roda empat hingga semua traktor roda dua sudah dikerahkan dengan optimal, namun tetap menyebabkan masa tanam mundur. "Kami berharap ada tambahan traktor roda empat dan kultivator sehingga mempercepat pengolahan tanah, pada masa tanam bawang merah. Pola tanam bawang merah harus tepat waktu, untuk mengantisipasi serangan hama," katanya.
Selain itu, Purwanto juga juga berharap ada tambahan combine harvester untuk memanen padi. Terlambatnya masa tanam kedua di Kulon Progo, khususnya di Bulak Kayangan juga disebabkan keterbatasan combine harvester.
"Kami sudah mengajukan combine harvester, tapi belum ada tidak lanjut dari Dinas Pertanian dan Pangan. Permohonan ini sudah didiskusikan dengan gapoktan dan GP3A," katanya.