Sleman (ANTARA) - Warga Dusun Dondong, Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Sleman menggelar kirab gunungan dan merti dusun yang sebelumnya dilakukan shalat minta hujan, Sabtu.
Kirab gunungan yang diikuti pula kirab bregada dengan rute mengelilingi dusun tersebut dilepas Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun.
Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan merti dusun dan kirab gunungan tersebut adalah wujud rasa syukur oleh manusia kepada sang pencipta.
"Selain menjalin hubungan dengan sang pencipta, upacara adat tersebut juga menjaga hubungan antarwarga," katanya.
Menurut dia, upacara adat ini menjadi wadah warga untuk saling bersatu, bersama membangun dusunnya.
"Terlebih di jaman sekarang, guyub rukun sesama warga adalah hal yang luar biasa," katanya.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat menjadi agenda rutin, tidak hanya untuk melestarian budaya dan kerukunan warga dapat terus terjaga, tetapi kegiatan tersebut juga dapat menjadi wisata budaya di Sleman.
Kirab Gunungan dan merti dusun tersebut diawali dengan Shalat Istisqa yang diikuti oleh warga, kemudian dilanjutkan dengan Kirab gunungan yang diikuti oleh tiga dusun, yakni Dusun Dondong, Dusun Lojisari, dan Dusun Pendem.
Sebanyak tiga gunungan diarak oleh warga sejauh empat kilometer mengitari Dusun Dondong.
Gunungan tersebut berupa sayur mayur dan buah-buahan yang merupakan hasil bumi warga.
Acarapun dilanjutan dengan pagelaran wayang kulit pada malam harinya.
Ketua Panitia Merti Dusun Dondong Sudarman mengatakan kegiatan tersebut, sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta, atas karunia dan rejeki yang melimpah.
"Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan segenap rejeki yang diberikan. Semoga dengan kegiatan ini rejeki yang kami dapat menjadi berkah," katanya.
Sudarman mengatakan dilaksanakannya Shalat Istisqa tersebut untuk meminta hujan, karena beberapa daerah di Kecamatan Berbah sudah terdampak kekeringan akibat musim kemarau yang panjang.
“Harapannya shalat meminta hujan ini, agar kekeringan berakhir dan warga bisa bertani kembali," katanya.