Keraton Yogyakarta meniadakan tradisi Grebeg Syawal cegah penularan COVID-19
Yogyakarta (ANTARA) - Keraton Yogyakarta memutuskan meniadakan acara tradisi Grebeg Syawal 1441 H yang sedianya akan berlangsung pada 24 Mei 2020 atau 1 Syawal Wawu 1953 untuk mencegah penularan COVID-19.
"Keputusan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap risiko penyebaran COVID-19 yang dapat terjadi dalam kerumunan massa," kata Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.
Selain meniadakan Grebeg Syawal 1441 H yang biasanya ditandai dengan arak-arakan gunungan, menurut dia, prosesi Numplak Wajik yang sedianya digelar tiga hari sebelum pelaksanaan Grebeg Syawal, juga tidak akan diselenggarakan.
Putri kedua Sri Sultan HB X ini mengatakan keputusan itu merupakan bentuk kepekaan Keraton Yogyakarta dalam menaati imbauan dari pemerintah pusat.
Selain meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, GKR Condrokirono menyampaikan bahwa Keraton Yogyakarta telah melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan keraton serta menyediakan alat perlindungan diri bagi para abdi dalem seperti masker dan hand sanitizer.
Keraton Yogyakarta, lanjut dia, juga meliburkan kegiatan seni pertunjukan seperti pementasan regular di Bangsal Srimanganti.
Meski demikian, pada masa pandemi ini, menurut dia, Keraton Yogyakarta justru semakin giat menghadirkan konten seputar keraton melalui media sosial dan Youtube Kraton Jogja yang dikelola Tepas Tandha Yekti sebagai pembelajaran budaya.
"Proses pembelajaran budaya mengenai Keraton Yogyakarta tidak lantas terhenti begitu saja," kata dia.
Penghageng Tepas Tandha Yekti GKR Hayu menuturkan bahwa sejak akhir Maret 2020 hingga Mei 2020, media sosial dan Youtube Kraton Jogja telah menyajikan beragam konten budaya seperti lomba tari online Beksan Nir Corona, Tutorial Tayungan, serta Tutorial Macapat. Ketiganya adalah beberapa kegiatan yang berada dibawah naungan KHP Kridhomardowo.
"Selain bertujuan sebagai sarana edukasi virtual mengenai keraton, konten tersebut diharapkan dapat menjadi referensi kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat sembari tetap berada di rumah," kata Hayu.
"Keputusan tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan terhadap risiko penyebaran COVID-19 yang dapat terjadi dalam kerumunan massa," kata Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta GKR Condrokirono melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.
Selain meniadakan Grebeg Syawal 1441 H yang biasanya ditandai dengan arak-arakan gunungan, menurut dia, prosesi Numplak Wajik yang sedianya digelar tiga hari sebelum pelaksanaan Grebeg Syawal, juga tidak akan diselenggarakan.
Putri kedua Sri Sultan HB X ini mengatakan keputusan itu merupakan bentuk kepekaan Keraton Yogyakarta dalam menaati imbauan dari pemerintah pusat.
Selain meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan, GKR Condrokirono menyampaikan bahwa Keraton Yogyakarta telah melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan keraton serta menyediakan alat perlindungan diri bagi para abdi dalem seperti masker dan hand sanitizer.
Keraton Yogyakarta, lanjut dia, juga meliburkan kegiatan seni pertunjukan seperti pementasan regular di Bangsal Srimanganti.
Meski demikian, pada masa pandemi ini, menurut dia, Keraton Yogyakarta justru semakin giat menghadirkan konten seputar keraton melalui media sosial dan Youtube Kraton Jogja yang dikelola Tepas Tandha Yekti sebagai pembelajaran budaya.
"Proses pembelajaran budaya mengenai Keraton Yogyakarta tidak lantas terhenti begitu saja," kata dia.
Penghageng Tepas Tandha Yekti GKR Hayu menuturkan bahwa sejak akhir Maret 2020 hingga Mei 2020, media sosial dan Youtube Kraton Jogja telah menyajikan beragam konten budaya seperti lomba tari online Beksan Nir Corona, Tutorial Tayungan, serta Tutorial Macapat. Ketiganya adalah beberapa kegiatan yang berada dibawah naungan KHP Kridhomardowo.
"Selain bertujuan sebagai sarana edukasi virtual mengenai keraton, konten tersebut diharapkan dapat menjadi referensi kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat sembari tetap berada di rumah," kata Hayu.