Pemerintah disarankan optimalkan APBN guna kurangi dampak virus Corona

id Grand Thornton,Virus corona,Apbn

Pemerintah disarankan optimalkan APBN guna kurangi dampak virus Corona

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 di Jakarta, Rabu (19/2/2020). Menkeu mengatakan pemerintah akan mewaspadai ancaman pelemahan ekonomi gara-gara wabah Corona di China demi mengejar target asumsi dasar ekonomi makro di APBN 2020. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari/foc. (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI)

Jakarta (ANTARA) - Grant Thornton Indonesia menyarankan pemerintah agar mengoptimalkan pembiayaan melalui APBN dan menciptakan berbagai instrumen untuk menjaga daya beli masyarakat dalam rangka mengurangi dampak virus Corona terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Walau status Indonesia belum ditemukan virus Corona tapi dampak pada perekonomian kita sudah terasa jadi strategi pemerintah adalah mengoptimalkan biaya APBN dan menciptakan instrumen untuk menjaga daya beli masyarakat,” kata Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani di Jakarta, Jumat.

Johanna mengatakan upaya tersebut harus dilakukan agar perekonomian tetap stabil sebab meski belum ada indikasi virus corona di Indonesia namun kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Januari 2020 telah terdampak.



Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2020 menunjukkan adanya penurunan pada impor 2,71 persen yang disumbang turunnya transaksi komoditas buah-buahan.

Tak hanya itu, ekspor migas dan nonmigas juga mengalami penurunan tajam hingga 12,07 persen pada bulan tersebut yang terjadi karena China merupakan pengimpor minyak mentah terbesar termasuk dari Indonesia.

“Ini terjadi karena China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia,” kata Johanna.

Virus corona yang telah mewabah ke berbagai negara dengan menelan korban lebih dari 2.300 jiwa itu menimbulkan ketakutan masyarakat dunia sehingga mereka membatasi aktivitas berkunjung ke luar negeri.

Johanna menuturkan hal itu membawa dampak cukup besar untuk Indonesia khususnya pada sektor pariwisata melalui kebijakan pelarangan bagi wisatawan China untuk masuk ke tanah air.



Johanna menyebutkan melalui catatan BPS dari Januari hingga November 2019 menunjukkan ada 1,05 juta wisatawan China yang telah mengunjungi Indonesia sehingga sektor pariwisata diperkirakan menjadi sektor yang paling berdampak.

“Virus corona yang sudah banyak menyerang saudara kita di belahan negara lain tentu menjadi ketakutan yang juga dirasakan hingga Indonesia,” ujarnya.

Johanna melanjutkan, Kementerian Perdagangan juga telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan sekitar 0,23 persen jika perekonomian China melemah satu persen.

Oleh sebab itu, Johanna mengatakan bahwa tak hanya tindakan dari pemerintah saja melainkan masyarakat pun perlu mawas saat bepergian ke luar negeri sehingga menimalisir kemungkinan virus masuk ke Indonesia.

“Penting pula mengenali lebih jauh negara yang ingin dikunjungi sebelumnya,” ujarnya.
Pewarta :
Editor: Sutarmi
COPYRIGHT © ANTARA 2024