Inovasi Prostetik: "Anda seakan memiliki tangan kembali"

id teknologi,organ palsu

Inovasi Prostetik: "Anda seakan memiliki tangan kembali"

Paul Cederna (latar depan), Profesor Robert Oneal dari Bedah Plastik di Universitas Michigan, mengalihkan perhatiannya ketika Daniel Lyons, seorang praktisi bedah plastik, menjahit lengan Karen Sussex, seorang peserta dalam studi UM RPNI, setelah menanamkan elektroda bipolar klinis yang memungkinkan penengendalian tangan prostetik melalui pikiran intuitif di Ann Arbor, Michigan, 24 Oktober 2018. Evan Dougherty / Universitas Michigan Engineering via REUTERS (reuters.com)

Tantangan untuk menggerakkan prostetik adalah sinyal lemah yang dikeluarkan oleh saraf yang diamputasi. Tim Cederna meningkatkan sinyal dengan melilitkan sedikit otot di sekitar ujung saraf,
New York (ANTARA) - Prostetik (organ tiruan) bisa terlihat alami, dan sekarang sebuah proses inovatif menghasilkan tangan prostetik yang bahkan bisa bergerak dengan lebih alami.

Dalam sebuah penelitian inovatif, para ilmuwan menunjukkan bahwa saraf di tangan pasien dapat dilatih untuk mengontrol gerakan jari dan ibu jari palsu.

"Ini adalah kemajuan terbesar dalam beberapa tahun terakhir dalam kontrol motorik bagi orang-orang yang mengalami amputasi," kata Paul Cederna, seorang profesor bedah plastik dan teknik biomedis di University of Michigan.

Tantangan untuk menggerakkan prostetik adalah sinyal lemah yang dikeluarkan oleh saraf yang diamputasi. Tim Cederna meningkatkan sinyal dengan melilitkan sedikit otot di sekitar ujung saraf, menurut penelitian mereka yang diterbitkan dalam Science Translational Medicine.

Baca juga: Twitter lakukan uji coba fitur baru "fleets" di Brasil

Ketika saraf tumbuh ke dalam otot, pikiran orang tersebut dapat membuat sentakan otot yang menghasilkan sinyal yang cukup besar untuk diambil oleh kabel kecil yang terhubung ke komputer terdekat, yang memberi tahu tangan palsu untuk bergerak.

"Tujuan utama kami adalah untuk membuat organ prostetik yang dapat dilihat orang sebagai bagian dari tubuh mereka," kata Cederna.

Dalam sebuah contoh tentang seberapa baik sistem tersebut bekerja, seorang wanita yang dengan gugup mengetukkan jari-jarinya mendorong prostetik itu untuk bergerak seirama dengan ketukan jari tangan satunya, kata Cederna. "Itu hanya melakukan apa yang dilakukan tangan satunya, seakan itu adalah bagian dari dirinya," katanya.

“Ini langsung berhasil saat pertama kali kami mencobanya, tidak ada pembelajaran untuk para peserta sebelum mencobanya. Semua pembelajaran terjadi dalam algoritma kami. Itu berbeda dari pendekatan-pendekatan lain. "

Prosedur ini juga bekerja untuk pasien amputasi yang tidak hanya kehilangan tangannya, tetapi juga kehilangan sebagian dari lengannya.
 
"Itu adalah bagian paling luar biasa dari apa yang telah mereka perlihatkan," kata Lee Fisher, asisten profesor di departemen kedokteran fisik dan rehabilitasi dan bioteknologi Universitas Pittsburgh.

Baca juga: Kementan dorong tenaga pendidik pertanian kuasai teknologi modern

Peserta dapat mengambil blok dengan penjepit, menjepit, menggerakkan ibu jari mereka secara terus menerus, mengangkat objek bulat dan bahkan bermain kertas batu gunting, menurut penelitian.

Pendekatan ini merupakan "inovasi yang menarik," tetapi belum ada yang bisa memastikan kapan itu akan dipasarkan, kata David Putrino, co-director pusat penelitian kemampuan di Rumah Sakit Mount Sinai di New York. "Sejauh ini telah dihabiskan waktu 17 tahun untuk membawa sesuatu (dari lab) ke dalam praktik klinis," katanya.
Sumber Reuters

 
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024