Jakarta (ANTARA) - Ahli Kesehatan Otak dan Penuaan The University of California, Los Angeles (UCLA) Dr Gary Small mengatakan kesehatan mental harus menjadi prioritas utama pada saat pandemi COVID-19.
"Mengelola stres dan mengetahui bagaimana untuk melakukan hal yang penting, karena pada saat ini stres kronis dapat mengancam dan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan untuk melawan infeksi," ujar Gary dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.
Dia menambahkan stres juga dapat berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental. Keberadaan keluarga, teman, atau komunitas yang dapat membantu mengatasi stres dan mengelola kesehatan mental. Teknologi memungkinkan untuk tetap dapat berinteraksi.
Gary yang juga Direktur Kesehatan dan Nutrisi Herbalife Nutrition itu menjelaskan banyak masyarakat mengalami kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan pikiran lainnya selama pandemi COVID-19, karena paparan informasi.
Ia menyarankan masyarakat untuk mengelola tingkat stres masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Setiap orang memiliki tingkat stres yang berbeda.
Ia membagi tips terkait upaya mengenali tingkat stres yang diderita. Pertama, lakukan identifikasi gejala stres, dengan ciri-ciri nyeri gigi, berat badan naik, sakit kepala, perubahan suasana hati, sakit punggung dan leher, dan kurang tidur malam adalah sinyal mengalami stres.
Kedua, mencari pemicu penyebab stres. Contohnya, jika bekerja dari rumah atau menonton berita membuat cemas, jengkel, atau mengalami sakit kepala atau leher, segera berdiri dan berhenti sejenak. Kemudian mendengarkan musik atau pergi ke tempat yang tenang untuk bersantai dapat membantu mengatur ulang kondisi mental dan kembali bekerja.
Ketiga, mengatur jadwal dengan menjadwalkan ulang kegiatan sehari-hari dengan beristirahat yang cukup dari pekerjaan, menonton atau membaca berita, dan bersosial media.
Keempat, melakukan kegiatan yang kreatif, yakni dengan menghabiskan waktu untuk mencari kegiatan yang baru atau melakukan hobi. Hal itu membantu seseorang menjadi rileks.
Kelima, menerapkan pernapasan untuk relaksasi. Keenam, berolahraga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
Selanjutnya, tetap berhubungan dengan keluarga dan teman-teman dekat. Terakhir, menjaga rutinitas dengan konsisten melakukan kegiatan yang bisa dilakukan.
“Penting untuk diingat bahwa stres adalah hal yang umum yang mengakibatkan penurunan produktivitas, dan mengancam kesehatan fisik dan mental. Penanggulangan stres dan mengembangkan teknik yang baik akan membantu mengelola tubuh dan lebih kuat," paparnya.
Berita Lainnya
Puasa ringankan gejala maag dan GERD, beber dokter
Selasa, 12 Maret 2024 19:33 Wib
Hati-hati, gejala autoimun ditandai sering lelah hingga rambut rontok
Rabu, 28 Februari 2024 6:53 Wib
Gejala serangan jantung pada pria dan wanita berbeda
Senin, 26 Februari 2024 14:30 Wib
Waspadai sariawan lebih dari dua minggu bisa jadi gejala kanker
Kamis, 22 Februari 2024 14:20 Wib
Kelenjar getah bening besar, kata dokter, bisa jadi gejala kanker nasofaring
Jumat, 16 Februari 2024 4:38 Wib
Gejala awal kanker anak, kata dokter, bisa ditandai lebam tanpa sebab
Kamis, 15 Februari 2024 13:23 Wib
Penyakit Kawasaki perlu diwaspadai, tak semua dokter mengetahui
Kamis, 1 Februari 2024 5:46 Wib
Peradangan akibat autoimun, ini gejalanya
Sabtu, 27 Januari 2024 10:20 Wib