Media China: WHO nyatakan semua indikasi COVID-19 berasal dari kelelawar
Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa virus itu bukan buatan manusia di laboratorium atau di tempat lain.
Jakarta (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa semua indikasi COVID-19 kemungkinan berasal dari kelelawar, demikian media China, Rabu.
Juru bicara WHO Fadela Chaib membantah berbagai pendapat yang menyatakan bahwa virus mematikan tersebut berasal dari salah satu laboratorium di Wuhan, China.
Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa virus itu bukan buatan manusia di laboratorium atau di tempat lain, demikian Chaib dikutip laman berita Sina.com.
"Kemungkinan besar, sepertinya virus itu berasal dari binatang," kata jubir perempuan WHO itu.
Baca juga: Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 DIY bertambah tiga menjadi 75 kasus
Sayangnya, dia tidak bisa menjelaskan lebih lanjut bagaimana virus tersebut menular ke manusia saat pertama kali kasus wabah itu ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei.
Sebelumnya, Amerika Serikat menuding China sebagai biang wabah mematikan itu. Namun China balik menuntut AS melalui Twitter juru bicara Kementerian Luar Negeri setempat Zhao Lijian agar menjelaskan kepada publik atas kematian tiga tentara AS yang baru pulang dari Wuhan pada November 2019.
Sebelumnya beberapa tim penelitian gabungan dari China dan Inggris juga memperdebatkan asal virus corona jenis baru itu, apakah berasal dari kelelawar atau ular.
Baca juga: DIY cermati ulang dana keistimewaan untuk penanganan COVID-19
Juru bicara WHO Fadela Chaib membantah berbagai pendapat yang menyatakan bahwa virus mematikan tersebut berasal dari salah satu laboratorium di Wuhan, China.
Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa virus itu bukan buatan manusia di laboratorium atau di tempat lain, demikian Chaib dikutip laman berita Sina.com.
"Kemungkinan besar, sepertinya virus itu berasal dari binatang," kata jubir perempuan WHO itu.
Baca juga: Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 DIY bertambah tiga menjadi 75 kasus
Sayangnya, dia tidak bisa menjelaskan lebih lanjut bagaimana virus tersebut menular ke manusia saat pertama kali kasus wabah itu ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei.
Sebelumnya, Amerika Serikat menuding China sebagai biang wabah mematikan itu. Namun China balik menuntut AS melalui Twitter juru bicara Kementerian Luar Negeri setempat Zhao Lijian agar menjelaskan kepada publik atas kematian tiga tentara AS yang baru pulang dari Wuhan pada November 2019.
Sebelumnya beberapa tim penelitian gabungan dari China dan Inggris juga memperdebatkan asal virus corona jenis baru itu, apakah berasal dari kelelawar atau ular.
Baca juga: DIY cermati ulang dana keistimewaan untuk penanganan COVID-19