Pemkab Kulon Progo dorong pengembangan Agrowisata Watu Gajah

id Agrowisata Watu Gajah,Kelengkeng,Bupati Kulon Progo,Kulon Progo

Pemkab Kulon Progo dorong pengembangan Agrowisata Watu Gajah

Bupati Kulon Progo bersama anggota DPRD DIY dan DPRD Kabupaten bersama OPD melakukan penanam tanaman kelengkeng di Agrowisata Watu Gajah Gulurejo. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mendorong pengembangan budi daya tanaman kelengkeng seluas satu hektare oleh Kelompok Tani Agrowisata Watu Gajah di Desa Gulurejo, Kecamatan Lendah, dalam rangka menggerakkan ekonomi masyarakat dan potensi lokal.

Bupati Kulon Progo Sutedjo di Kulon Progo, Kamis, mengatakan ada beberapa desa yang mengembangkan budi daya tanaman kelengkeng, seperti Desa Tawangsari (Pengasih) dan Wijimulyoo (Nanggulan) yang sudah mulai berproduksi dan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat.

"Hari ini kami sangat mengapresiasi kepada Kelompok Tani Agrowisata Watu Gajah yang memanfaatkan lahan tandus sebagai lahan penanaman kelengkeng. Kami berharap lahan tanaman kelengkeng seluas satu hektare ini mampu menjadi tujuan wisata dan menggerakkan ekonomi masyarakat," kata Sutedjo disela-sela penanam tanaman kelengkeng di Agrowisata Watu Gajah Gulurejo.

Ia juga mengapresiasi petani yang berinovatif mengembangkan tanaman kelengkeng. Saat ini, komoditas pertanian sangat bervariasi dan dikembangkan sesuai kondisi dan potensi wilayah supaya memiliki daya ungkit bagi perekonomian masyarakat.

"Kami berharap masyarakat di sekitar Agrowisata Watu Gajah juga mengembangkan tanaman kelengkeng untuk percepatan pengembangan kawasan. Hal ini sangat penting, jangan sampai program ini hanya satu tempat dan tidak menimbulkan efek ekonomi bagi masyarakat," katanya.

Ketua Kelompok Tani Agrowisata Watu Gajah Gulurejo Samudi mengatakan lahan tanaman kelengkeng Agrowisata Watu Gajah menggunakan tanah kasultanan (SG) seluas satu hektare dari potensi pengembangan empat hektare.

Ia mengatakan lahan seluas empat hektare tersebut rencananya akan digunakan untuk bumi perkemahan, kolam renang dan kawasan kebun kelengkeng. Saat ini, Kelompok Tani Agrowisata Watu Gajah fokus pada pengembangan kebun lengkeng seluas satu hektare.

Pada tahap awal pengembangan Agrowisata Watu Gajah, masyarakat secara swadaya mengumpulkan Rp4,5 juta per orang untuk pemerataan lahan, pengadaan bibit lengkeng 250 batang dan membuat sumur bos dengan kedalaman 120 meter.

"Kami berharap ada batuan dan pendampingan dari Pemkab Kulon Progo dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk pengembangan Agrowisata Watu Gajah di Gulurejo ini," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan tanaman kelengkeng merupakan salah satu tanaman buah unggulan Kulon Progo yang tersebar di 12 kecamatan. Saat ini, jumlah tanaman kelengkeng sebanyak 17.951 batang yang mampu menghasilkan produksi kelengkeng 1.021 kuintal.

Aris mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan menerapkan pola pengembangan tanaman kelengkeng berbasis kawasan, sehingga mudah mengembangkan menjadi agrowisata dan mampu membawa dampak pada perekonomian masyarakat. Sejauh ini, kawasan kebun buah kelengkeng yang sudah dikembangkan oleh Dinas Pertanian dan Pangan adalah Tawangsari (Pengasih), Embung Kleco dan Embung Tonegoro.

"Hari ini di, mengembangkan kawasan Agrowisata Watu Gajah di Gulurejo seluas satu hektare secara swadaya masyarakat," katanya.

Hadir dalam penanaman kelengkeng di Agrowisata Watu Gajah, Anggota DPRD DIY Sudarto dan Ajrudin Akbar, Ketua DPRD Kulon Progo Akhid Nuryati, dan anggota DPRD Kulon Progo dari Daerah Pemilihan V (Lendah dan Galur) yakni Priyo Santoso, Agus Supriyanta, Qois Reiza, dan Suryantoo.