Bandarlampung (ANTARA) - Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan bahwa pihak kepolisian hingga saat ini telah memeriksa 15 saksi terkait pelaku penikaman Syekh Ali Jaber.
"Tadi malam juga kita sudah melakukan gelar perkara, sampai hari ini sudah 15 saksi yang dilakukan pemeriksaan," kata Pandra, di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan bahwa saksi-saksi tersebut dihadirkan guna melengkapi berkas perkara yang selama ini dikejar oleh pihak kepolisian untuk segera dilimpahkan ke jaksa penuntut umum.
"15 saksi yang kami periksa merupakan orang-orang yang berada lokasi di sekitar tempat kejadian perkara (TKP), tetangga, pihak keluarga tersangka dan saksi ahli, serta saksi yang melihat kejadian langsung. termasuk ibu-ibu yang diajak foto oleh korban dan paman tersangka," jelasnya.
Dia mengatakan bahwa berdasarkan pengakuan dari tersangka saat diperiksa oleh psikiater, motivasi AA melakukan suatu tindakan pidana sebab yang bersangkutan merasa gelisah dengan acara tersebut.
Apalagi, lanjut dia, kegiatan tersebut tidak jauh dari rumahnya sehingga dalam penyampaian dakwah Syekh Ali Jaber melalui pengeras suara itu membuat tersangka terganggu karena berisik dan tergerak hatinya untuk mengambil benda tajam lalu mengarah ke lokasi kejadian dan menyerang korban.
"Adanya unsur mengancam nyawa dari korban dan keterangan saksi-saksi yang sudah melihat langsung baik yang berada di sekitar lokasi maupun saksi-saksi lain yang mendukung telah kita dapatkan," kata dia.
Sehingga, inti dari perkembangan perkara ini surat pemberitahuan dimulainya penyelidikan (SPDP) sudah diterima oleh Kejaksaan Negeri Kota Bandarlampung.
"Kemudian dalam proses penyidikan tindak pidana penyidik juga memiliki kewajiban memberikan surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) yang diberikan kepada saksi pelapor oleh tim penyidik kepolisian," kata dia.
Terkait apakah tersangka disuruh oleh golongan ataupun kelompok tertentu untuk melakukan tindakan pidana tersebut, Kabid Humas Polda Lampung itu, mengatakan bahwa yang bersangkutan bertindak murni atas keinginannya.
"Tim psikiater telah menanyakan itu berulang kali kepada tersangka dan tidak ada indikasi pelaku penikaman ini adalah teroris," jelasnya.
Menurutnya, polisi telah melakukan penyelidikan ini secara betul-betul yang artinya sinergitas dari pemangku kepentingan, termasuk tim kerja seperti Densus dan Pusdokkes dan Bareskrim Polri agar pengungkapan perkara ini lebih sempurna lagi, sehingga berkas perkara tidak ada lagi celah-celah lain.
"Kehadiran tim-tim tersebut untuk memperkuat lagi di dalam kontruksi pasal, melakukan penyelidikan apakah masih ada kaitan dan lain sebagainya tujuannya seperti itu," kata dia.
Berita Lainnya
Gus Muhdlor didakwa menerima dana pemotongan insentif BPPD Sidoarjo
Senin, 30 September 2024 13:26 Wib
Presiden Jokowi menekankan pentingnya bangun armada kapal selam di dalam negeri
Sabtu, 28 September 2024 15:21 Wib
PKS : Anies Baswedan maju Pilkada Jakarta 2024 bikin kompetitif
Senin, 26 Agustus 2024 17:40 Wib
Indonesia mengevakuasi 926 WNI dari Sudan
Jumat, 9 Agustus 2024 18:36 Wib
Aktor Ali Mensan catat "Fall in Love Again", berdasarkan pengalaman
Rabu, 7 Agustus 2024 10:33 Wib
Pemimpin Tertinggi Iran memimpin shalat jenazah Ismail Haniyeh
Kamis, 1 Agustus 2024 19:03 Wib
Israel menutupi kekalahan di Gaza Palestina dengan membunuh Haniyeh
Kamis, 1 Agustus 2024 6:33 Wib
Festival Raja Ali Haji agenda tahunan tarik wisatawan
Minggu, 7 Juli 2024 17:34 Wib