SMP Piri Yogyakarta manfaatkan rooftop guna budidaya sayur hidroponik

id budidaya,sayur,hidroponik

SMP Piri Yogyakarta manfaatkan rooftop guna budidaya sayur hidroponik

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat panen perdana sayur yang dibudidayakan di rooftop SMP Piri Yogyakarta dengan metode hidroponik, 25 September 2020. (Antara/Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Keterbatasan lahan di Kota Yogyakarta tidak menjadi alasan bagi salah satu institusi pendidikan, yaitu SMP Piri untuk bercocok tanam yaitu memaksimalkan rooftop sebagai lokasi budidaya berbagai sayuran dengan metode hidroponik sekaligus untuk mendukung ketahanan pangan.

“Metode yang digunakan adalah dengan hidroponik sehingga bisa dibudidayakan di rooftop. Tidak membutuhkan media tanah,” kata Kepala SMP Piri Yogyakarta Budi Prasetyo Dewobroto di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, kegiatan budidaya sayur tersebut merupakan bagian dari upaya sekolah untuk mewujudkan sekolah hijau di SMP Piri Yogyakarta.

“Selain di rooftop, upaya penghijauan pun dilakukan di lokasi-lokasi lain di seluruh sudut sekolah yang masih memungkinkan. Misalnya di pagar pun diberi tanaman penghijauan,” katanya.

Khusus untuk budidaya sayur di rooftop, pihak sekolah menggandeng mitra yang memberikan edukasi awal mengenai metode budidaya hidroponik yang baik. Sejumlah sayur mayur yang didubudidayakan di antaranya selada air, sawi, dan pokcoy.

“Karena masih masa pandemi, maka belum ada siswa yang terlibat. Tetapi jika kegiatan belajar mengajar kembali diizinkan untuk kegiatan tatap muka, maka nanti kami pasti melibatkan seluruh siswa sekolah,” katanya.

Ia berharap, siswa pun dapat mempraktikkan kegiatan serupa yaitu bercocok tanam sayur di rumah dengan memanfaatkan lahan pekarangan.

“Kegiatan budidaya sayur ini juga menjadi bagian dari program pembentukan karakter,” katanya.

Sementara itu, penggiat lingkungan yang menjadi mitra SMP Piri dalam budidaya sayur secara hidroponik, Sariman mengatakan, budidaya di rooftop memiliki tantangan tersediri, khususnya menyiasati paparan sinar matahari yang cukup panas.

“Oleh karenanya, perlu disiasasti dengan pemasangan atap polikarbonat dan paranet untuk meruduksi panas sinar matahari. Kami pun harus mengukur kecepatan angin, suhu, dan kelembabannya supaya tanaman tumbuh maksimal,” katanya.

Sedangkan Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi yang turut dalam panen perdana sayuran hidroponik di SMP tersebut mengatakan, guna menyiasati lahan perkotaan yang sempit, maka budidaya tanaman bisa dilakukan dengan metode hidroponik.

“Tanam apa yang dimakan, dan makan apa yang ditanam. Budidaya sayuran menjadi bagian dari upaya pemenuhan pangan dan ketahanan pangan di masyarakat,” katanya.

Ia pun mengatakan, di Kota Yogyakarta pemanfaatan lahan pekarangan hingga lorong-lorong kampung untuk budidaya sayuran berkembang dengan sangat pesat. “Hasil panen pun bahkan bisa dibagikan ke masyarakat lain yang membutuhkan atau untuk meningkatkan ekonomi keluarga,” katanya.