Depok (ANTARA) - Peneliti sosial Vokasi Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menilai pesta bikini di Depok oleh sekelompok anak muda karena banyak dipengaruhi budaya luar yang tidak sesuai budaya Indonesia.
"Perilaku yang ditunjukkan anak-anak muda itu bukan merupakan bagiani budaya sosial Indonesia," katanya di Depok, Kamis.
Menggunakan bikini dan meminum minuman keras itu jelas bukan budaya Indonesia ini adalah bagian budaya luar yang ditiru anak-anak, katanya.
Sebelumnya Polda Metro Jaya memeriksa penyelenggara pesta bikini di salah satu perumahan di Depok, Jawa Barat, pada Minggu (5/6) dini hari.
"Kita sudah memanggil penyelenggara untuk dimintai keterangan terkait menyelenggarakan acara tanpa izin kepolisian dan dilakukan di perumahan," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan.
Ia menjelaskan pesta bikini itu dihadiri 200 orang yang kebanyakan anak muda.
Kepala Satuan Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Yogen Heroes Baruno mengungkapkan harga tiket peserta pesta bikini di Depok Rp8 juta per orang.
Ia menjelaskan tarif pesta bikini yang dipatok panitia berkisar Rp 300.000 hingga lebih dari Rp8 juta per orang, untuk paket VIP peserta mendapatkan bonus beberapa botol minuman beralkohol dan juga menemukan 10 kotak alat kontrasepsi atau kondom yang ditemukan di salah satu kamar di perumahan elit itu.