Yogyakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta memastikan seluruh Kampung Tangguh Bencana yang sudah terbentuk memiliki jalur evakuasi dan titik kumpul yang aman apabila terjadi bencana di wilayah tersebut.
“Saat pembentukan kampung tangguh bencana (KTB), salah satu yang harus dimiliki adalah jalur evakuasi apabila terjadi bencana dan titik kumpul yang aman,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Nur Hidayat di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, penyusunan jalur evakuasi dan penentuan titik kumpul yang aman tersebut disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah dan tidak menyulitkan warga untuk mengetahui dan mengaksesnya.
Dengan demikian, Nur berharap keberadaan jalur evakuasi yang aman tersebut akan membantu menekan potensi munculnya korban jiwa saat terjadi bencana.
Di Kota Yogyakarta saat ini sudah terbentuk 145 KTB, meskipun ada sejumlah kepengurusan KTB yang berakhir dan dalam proses pembaruan. Namun Nur berharap, masyarakat sudah mendapat informasi mengenai keberadaan jalur evakuasi dan titik kumpul yang aman tersebut.
“Kami akan melakukan pembaruan kepengurusan untuk 35 KTB pada tahun ini menggunakan anggaran perubahan 2022 dan disusul KTB lainnya pada tahun anggaran berikutnya,” katanya.
Susunan kepengurusan yang kuat dalam sebuah KTB dinilai menjadi modal penting dalam upaya mitigasi bencana di masyarakat, salah satunya saat musim hujan seperti sekarang.
Salah satu potensi bencana yang patut diwaspadai adalah bencana hidrometeorologi, di antaranya hujan deras yang menyebabkan banjir, tanah longsor, talud sungai longsor, angin kencang yang merusak bangunan, hingga pohon tumbang.
“Untuk tanah longsor, ada beberapa titik di bantaran sungai yang cukup rawan, seperti di bantaran Sungai Winongo yang memiliki tebing tinggi dan curam,” katanya.
Beberapa titik di Kelurahan Bener dan Kelurahan Kricak, keduanya di Kecamatan Tegalrejo, menjadi lokasi rawan tanah longsor.
“Untuk di Kelurahan Bener, lokasi rawan longsor tersebut memang bukan permukiman warga tetapi harus tetap diwaspadai,” katanya.
BPBD Kota Yogyakarta juga menyiapkan logistik untuk membantu penanganan darurat bencana, misalnya terpal dan karung yang diisi pasir untuk mencegah longsoran semakin luas.
“Masyarakat yang rumah tempat tinggalnya terdampak bencana pun akan mendapat bantuan material bahan bangunan agar rumah tetap laik fungsi,” katanya.