Jakarta (ANTARA) - Pusat Studi Energi (PSE) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyambut positif penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi oleh Pertamina.
"Penentuan harga BBM non-subsidi didasari mekanisme pasar untuk mencapai harga keekonomian. Penurunan harga BBM non-subsidi ini imbas dari penurunan harga minyak mentah dunia," kata Kepala PSE UGM Yogyakarta Sarjiya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Seperti diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengumumkan penurunan harga BBM non-subsidi. Pertamax, yang awalnya Rp13.900 per liter, dipangkas menjadi Rp12.800; kemudian Pertamax Turbo dari Rp15.200 per liter turun menjadi Rp14.050.
Selanjutnya, Dexlite saat ini dibanderol dengan harga Rp16.150 dari Rp18.300 per liter dan Pertamina Dex menjadi Rp16.750 dari Rp18.800 per liter.
Peneliti PSE UGM Agung Satrio Nugroho menjelaskan penurunan harga BBM non-subsidi tersebut memberikan dampak positif ke negara. Dengan disparitas harga BBM subsidi dan non-subsidi yang semakin kecil, menurutnya, maka diprediksi akan ada perpindahan konsumsi dari Pertalite ke Pertamax.
Dengan semakin sempitnya disparitas harga, Agung optimistis konsumsi BBM non-subsidi akan meningkat
Berita Lainnya
Harga BBM nonsubsidi di Indonesia tak naik hingga Juni
Jumat, 8 Maret 2024 15:53 Wib
Penurunan harga BBM nonsubsidi diskresi Pertamina
Minggu, 3 Desember 2023 21:33 Wib
Penurunan harga BBM nonsubsidi langkah tepat
Kamis, 2 November 2023 8:37 Wib
Petrokimia mempercepat layanan pupuk nonsubsidi dengan aplikasi WMS 2CE
Jumat, 14 Oktober 2022 23:50 Wib
Pemerintah naikkan tarif listrik per 1 Juli 2022
Senin, 13 Juni 2022 11:17 Wib
Kewenangan pemerintah naikkan harga BBM
Senin, 18 April 2022 4:04 Wib
Omzet agen elpiji nonsubsidi di Bantul turun 40 persen saat pandemi
Kamis, 11 Februari 2021 20:43 Wib
Pemerintah menetapkan tidak ada kenaikan tarif listrik nonsubsidi
Kamis, 2 Januari 2020 19:06 Wib