Yogyakarta (ANTARA) - Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) Kementerian Pertanian melalui Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) menyelenggarakan Seminar Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2022 untuk memacu civitas akademika mengembangkan inovasi pertanian.
Kegiatan pemaparan hasil penelitian tersebut merupakan salah satu upaya Polbangtan YoMa dalam mendukung target Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menggalakkan diseminasi inovasi bidang pertanian.
Dalam siaran pers dari Polbangtan YoMa yang diterima di Yogyakarta, Kamis, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan sektor pertanian akan semakin kuat jika didukung oleh riset dan inovasi yang berkelanjutan.
"Pesan Bapak Presiden jelas, pembangunan pertanian ke depan harus berbasis riset dan teknologi. Saya mengapresiasi kerja-kerja para peneliti kita yang sudah menemukan, mencipta inovasi-inovasi unggul," kata Mentan Syahrul.
Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi.
Menurut dia, SDM pertanian mulai dari petani, penyuluh, dosen, dan tenaga pendidik harus terus menambah ilmu, menambah pengalaman, dan meningkatkan kapasitas.
"Dosen merupakan pendidik profesional yang memiliki tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat," kata Dedi.
Kepala UPPM Polbangtan YoMa R Hermawan mengatakan bahwa seminar hasil penelitian ini merupakan salah satu ajang para dosen Polbangtan YoMa untuk mengadu ide dan gagasan dalam mengembangkan dunia pertanian.
"Melalui kegiatan penelitian, selain mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi juga sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah dan ajang adu kualitas dosen," ujar Hermawan.
Pada tahun 2022 Jurusan Pertanian Polbangtan YoMa berhasil menghasilkan 19 penelitian. "Tahun 2022 ada 19 tim penelitian dengan 11 penelitian dengan topik sosial pertanian dan 8 lainnya penelitian teknis," katanya.
Wakil Direktur I Polbangtan YoMa Sujono turut berharap bahwa hasil-hasil penelitian ini dapat diaplikasikan atau diterapkan di tengah masyarakat.
"Penelitian yang sudah dihasilkan agar segera ditindaklanjuti baik dalam bentuk laporan, jurnal maupun buku serta kegiatan pengabdian masyarakat," kata Sujono.
Selain memaparkan hasil penelitian, peserta seminar juga dibekali mengenai kiat mempublikasikan hasil penelitian pada jurnal terakreditasi yang disampaikan oleh Subejo, akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Menurut Subejo, yang perlu diperhatikan yaitu tentang teknik penulisan dan kualitas tulisan.
Setiap jurnal memiliki karakteristik penulisan yang khas, namun secara garis besar hampir sama yaitu penggunaan bahasa baku, pemaparan yang runtut, dan memperhatikan panjang tulisan.
"Sedangkan untuk meningkatkan kualitas tulisan, dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan mempresentasikan hasil penelitian pada forum seperti ini sehingga akan banyak mendapat masukan dari expert maupun kolega," kata Subejo.