Anjlok tipis, dolar AS

id dolar AS,indeks dolar, Silicon Valley Bank,otoritas AS,bunga Fed

Anjlok tipis, dolar AS

Arsip - Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta, Jumat (1/3/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama/pri.

New York/London (ANTARA) - Anjlok di pasaran. dolar AS pada Selasa pagi WIB karena pasar bertaruh Federal Reserve akan melambat jika tidak menghentikan kenaikan suku bunga.

Presiden AS Joe Biden mengatakan tindakan cepat pemerintah untuk memastikan deposan dapat mengakses dana mereka di Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank harus memberikan kepercayaan kepada orang Amerika bahwa sistem perbankan AS aman.

The Fed pada Minggu (12/3) mengumumkan akan menyediakan dana tambahan melalui Program Pendanaan Berjangka Bank baru, yang akan menawarkan pinjaman hingga satu tahun kepada lembaga penyimpanan, yang didukung oleh Kementerian Keuangan AS dan aset lain yang dimiliki lembaga ini.

Dolar AS jatuh, dengan indeks dolar, ukuran greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, meluncur 0,59 persen karena imbal hasil obligasi pemerintah jangka pendek jatuh dan mengurangi pendorong utama kekuatan mata uang AS baru-baru ini.

Imbal hasil surat utang dua tahun anjlok 57,2 basis poin menjadi 4,016 persen dalam penurunan satu hari terbesar sejak jatuhnya pasar saham Black Monday tahun 1987.

"Terlepas dari sifat risiko finansial yang cukup signifikan dari perkembangan ini selama beberapa hari terakhir, kami benar-benar belum melihat tawaran untuk dolar dari sudut pandang safe-haven atau likuiditas," kata Shaun Osborne, kepala strategi valas di Scotiabank di Toronto.

"Ini sebagian besar merupakan cerminan pasar yang menilai ulang prospek suku bunga Fed, setidaknya dalam sudut pandang jangka pendek," katanya pula.

Dana Fed berjangka turun, dengan ekspektasi suku bunga terminal Fed meluncur ke 3,84 persen pada Desember dari di atas 5,0 persen minggu lalu.

Goldman Sachs, di antara bank-bank besar lainnya, mengatakan tidak lagi memperkirakan The Fed untuk memberikan kenaikan suku bunga pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada 22 Maret.

Barclays mengatakan bahwa serangan terbaru dari kegelisahan pasar keuangan memperkenalkan ketidakpastian yang signifikan ke dalam pasar dan pembuat kebijakan akan berhenti sejenak (menaikkan suku bunga) pada pertemuan minggu depan.

Pasar berjangka menunjukkan peluang 43,9 persen tidak ada kenaikan suku bunga pada pertemuan minggu depan, menurut Alat FedWatch CME.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dolar melemah, prospek suku bunga Fed naik memudar setelah SVB runtuh
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024