Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan peran lembaga multilateral menjadi semakin penting bagi negara yang sedang tertekan utang saat ini, terutama ketika suku bunga meningkat sangat tinggi seperti sekarang.
"Jadi bagaimana lembaga multilateral bisa membantu negara-negara tersebut untuk bisa mendapatkan pinjaman lebih banyak tanpa memperburuk situasi mereka, situasi fiskal, terutama ketika suku bunga menjadi begitu mahal seperti saat ini," ujar Sri Mulyani dalam acara ADB Annual Meeting Governors Seminar 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.
Maka dari itu, kini lembaga multilateral di tingkat global seperti dalam forum kelompok 20 negara dengan perekonomian terbesar dunia (Group of Twenty/G20), Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), Bank Dunia, hingga Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mencoba mengatasi masalah negara yang tertekan utang ini.
Sri Mulyani menuturkan semua negara menggunakan banyak ruang fiskal selama pandemi COVID-19, meski dengan jumlah dan porsi yang berbeda dari satu negara ke negara lain. Namun, jika suatu negara pada awalnya memiliki utang yang sangat tinggi, maka pandemi akan membuat utang negara tersebut semakin terekspos.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkeu: Peran lembaga multilateral penting bagi negara tertekan utang
Berita Lainnya
Bea masuk sepatu impor dibayar perusahaan jasa titipan
Minggu, 28 April 2024 20:29 Wib
APBN surplus Rp8,1 triliun
Jumat, 26 April 2024 14:04 Wib
Indonesia-EU Commissioner jajaki kerja sama transisi energi
Senin, 22 April 2024 17:51 Wib
Kemenkeu memfasilitasi ruang fiskal program makan siang gratis
Jumat, 5 April 2024 20:15 Wib
Menkeu di MK: Bukan biayai bansos, pemblokiran anggaran
Jumat, 5 April 2024 17:21 Wib
Sri Mulyani di MK: Bantuan kemasyarakatan presiden bukan dari perlinsos
Jumat, 5 April 2024 15:27 Wib
Menkeu Sri Mulyani percayai forum di MK menjadi cara merawat nalar publik
Jumat, 5 April 2024 10:22 Wib
Realisasi anggaran pemilu 2024 tembus Rp23,1 triliun, ungkap Menkeu
Selasa, 26 Maret 2024 7:08 Wib