Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta menyebutkan penanganan kasus stunting di lima kabupaten/kota di provinsi ini dilakukan dengan pendekatan siklus kehidupan.
"Intervensi yang kami lakukan dengan pendekatan siklus kehidupan karena stunting ini kejadiannya membutuhkan proses dalam waktu yang lama," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Endang Pamungkasiwi di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, pendekatan siklus kehidupan diperlukan karena berdasarkan penelitian Dinkes DIY kasus stunting antara lain dipicu kurangnya nutrisi saat calon ibu masih remaja atau pada usia produktif.
"Oleh karena itu, intervensi kami mulai sejak calon ibu masih usia remaja," ujar Endang.
Ia mengatakan Dinkes kabupaten/kota di DIY secara rutin melakukan program perbaikan gizi hingga memeriksa kadar hemoglobin (Hb) pada remaja putri sebagai calon ibu.
Pasalnya, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 tidak sedikit remaja Indonesia yang mengalami kekurangan gizi dan anemia.
Mengacu data riset itu, sebesar 23,8 persen remaja putri mengalami anemia dan 8,7 persen remaja berusia 13-15 tahun termasuk dalam kategori kurus dan sangat kurus.
"Hal itu kalau tidak dikelola dengan baik akan memiliki tingkat risiko melahirkan anak-anak stunting sehingga pemeriksaan Hb, pemberian tablet tambah darah, serta peningkatan pemeriksaan kesehatan ibu hamil harus dilakukan," kata dia.
Endang yakin dengan berbagai upaya pendekatan bidang kesehatan maupun edukasi akan mampu menekan angka stunting di DIY hingga mencapai 14 persen pada 2024 sesuai target dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021.
Ia menyebutkan prevalensi kasus stunting di DIY pada 2019 mencapai 21,04 persen, kemudian turun menjadi 17,3 persen pada 2021, dan kembali turun menjadi 16,4 persen pada 2022.
Berdasarkan pemantauan Dinkes DIY, sebaran kasus stunting di provinsi ini bukan hanya terjadi di pelosok desa, tetapi merata hingga wilayah perkotaan.
"Hampir merata, artinya di kota ada dan di perdesaan juga ada," ujar Endang.
Berita Lainnya
Pemkab Bantul harapkan semua kelurahan miliki rumah produksi pangan lokal
Rabu, 16 Oktober 2024 12:37 Wib
Kulon Progo kerahkan kader kesehatan-posyandu turunkan stunting
Rabu, 16 Oktober 2024 11:12 Wib
Dinkes mengimbau masyarakat Bantul waspadai dehidrasi pada musim pancaroba
Selasa, 15 Oktober 2024 12:28 Wib
Dinkes Bantul analisis faktor penyebab stunting di wilayah kasus tertinggi
Selasa, 15 Oktober 2024 9:38 Wib
Dinkes Yogyakarta meminta sekolah waspadai penularan penyakit gondongan
Senin, 30 September 2024 21:32 Wib
Imunisasi JE di Kota Yogyakarta mencapai 50 persen
Minggu, 29 September 2024 11:59 Wib
Dinkes Kulon Progo selenggarakan bimtek keamanan pangan untuk SPP-IRT
Rabu, 25 September 2024 10:04 Wib
Dinkes: Heteroseksual menjadi penyebab utama HIV/AIDS di Kota Yogyakarta
Jumat, 20 September 2024 21:57 Wib