BPBD DIY menyiagakan 1.500 relawan cegah kebakaran selama kemarau

id kebakaran,kemarau,BPBD DIY

BPBD DIY menyiagakan 1.500 relawan cegah kebakaran selama kemarau

Personel Dinas Pemadam Kebakaran Kota Yogyakarta berupaya memadamkan api yang meliputi bangunan. (ANTARA/Instagram @damkarjogjaistimewa)

Yogyakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta menyiagakan tidak kurang 1.500 relawan pemadam kebakaran (redkar) untuk mencegah potensi bencana kebakaran selama musim kemarau.

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto di Yogyakarta, Kamis, menuturkan relawan tersebut telah terbentuk hampir di seluruh desa di lima kabupaten/kota di DIY.

"Mereka bertugas menyosialisasikan risiko kebakaran dan melakukan pencegahan dini supaya tidak terjadi kebakaran," ujar dia.

Ia menyatakan pembentukan redkar sesuai dengan Instruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor 1 Tahun 2023.

Di Kota Yogyakarta relawan tersebut dibentuk oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota, di Sleman dibentuk oleh BPBD, sedangkan di Kabupaten Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo dibentuk oleh Satpol PP.

"BPBD DIY memiliki tugas melakukan koordinasi di level provinsi," ujar dia.

Ia mengatakan personel redkar yang telah mendapat pembekalan teori maupun praktik pemadaman api disiagakan memasuki musim kemarau karena potensi kebakaran diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal.

Selain melakukan sosialisasi dan pencegahan, mereka memiliki tugas melaporkan kejadian kebakaran kepada Dinas Pemadam Kebakaran, dan melakukan upaya pemadaman dini sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi.

"Kalau api belum besar mereka ikut memadamkan, tetapi kalau api sudah besar dan di luar jangkauan, maka mereka bertugas mensterilkan jalan karena biasanya saat kebakaran banyak warga yang menonton," ujar dia.

Untuk mengurangi risiko kebakaran selama kemarau, Lilik juga meminta masyarakat melakukan sejumlah upaya pencegahan secara mandiri dengan menghindari berbagai aktivitas yang dapat memicu kebakaran.

"Masyarakat yang melakukan aktivitas 'outbound' atau 'camping' dengan menyalakan api unggun harus waspada, kalau acara sudah selesai harap api dipadamkan, tidak membuang puntung rokok sembarangan karena mungkin banyak pohon-pohon atau daun-daun yang kering," ujar dia.

Berdasarkan data Pusdalops BPBD DIY kejadian kebakaran pada 2022 tercatat 113 kejadian, dengan kasus terbanyak di Kabupaten Sleman 28 kejadian.

Hingga 22 Mei 2023 kejadian kebakaran tercatat 48 kejadian.

"Kebakaran di tahun kemarin cukup banyak memang, yang terbanyak kebakaran permukiman, namun demikian kebakaran lahan, kebakaran hutan ini juga perlu diwaspadai selama kemarau," kata Lilik.


 
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024