Dinas Pertanian Kulon Progo giatkan kembali penanaman Koro Pedang

id Koro Pedang ,Kulon Progo

Dinas Pertanian Kulon Progo giatkan kembali penanaman Koro Pedang

Penanaman perdana Koro Pedang di Tawangsari, Kabupaten Kulon Progo. (ANTARA/HO-Dokumen Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggiatkan kembali penanaman Koro Pedang di Kelompok Tani Margi Raharjo, Desa/Kalurahan Tawangsari.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Agus Setiawan di Kulon Progo, Selasa, mengatakan pada 2023, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mulai menggiatkan kembali budi daya tanaman Koro Pedang, yang sempat menurun popularitasnya.

Pengembangan Koro Pedang ini dialokasikan seluas empat hektare, yang tersebar di Kelompok Tani Gisik Pranaji Bugel seluas dua hektare, Kelompok Tani Dadi Arum Sari Ngramang seluas satu hektare, dan Kelompok Tani Margi Raharjo seluas satu hektare.

"Tanam perdana Koro Pedang di Kelompok Tani Margi Raharjo seluas satu hektare. Kami berharap produksi maksimal, sehingga mampu menjadi proyek percontohan wilayah lainnya. Lebih jauh, kami berharap menjadikan Kulon Progo sebagai penghasil Koro Pedang," kata Agus.

Ia mengatakan Koro Pedang merupakan tanaman perdu yang merambat atau tegak/setengah merambat, termasuk tanaman jenis kacang-kacangan. Biji Koro Pedang cukup prospektif sebagai alternatif pengganti kedelai karena kandungan proteinnya hampir sama dengan kedelai yaitu 30,36 persen sedangkan kedelai 35 persen.

Selain itu, produktivitas Koro Pedang cukup tinggi dibandingkan jenis kacang tanah, kacang hijau dan kedelai, yaitu 4 hingga 20 ton per hektare, sedangkan pupuk hijaunya sekitar 40-50 ton per hektare.

"Tanaman ini mudah dibudidayakan dan ditumpangsarikan dengan tanaman lain seperti ubi kayu, jagung, kopi dan lain-lain, sehingga cukup potensial untuk dikembangkan," kata Agus.

Agus mengatakan tanaman Koro Pedang memiliki sistem penangkaran yang dalam sehingga cukup tahan terhadap kekeringan dan adaptif pada lahan kering masam.

"Tanaman ini tidak membutuhkan banyak air dan perawatan. Semoga tanaman ini menjadi alternatif tanaman bisa ditanam pada musim tanam ketiga," katanya.

Panewu/Camat Pengasih Hera Suwanto mengatakan menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo yang telah memberikan program ini, dan juga kepada kelompok tani atas semangatnya dalam membubidayakan Koro Pedang.

"Potensi lahan di Pengasih cukup tinggi untuk ditanami Koro Pedang. Namun, tanaman ini belum banyak digandrungi petani untuk ditanam. Semoga ke depan lebih banyak lagi, petani yang menanam tanaman ini," katanya.

Hera berharap tanaman Koro Pedang ini memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat, baik dijual sebagai benih maupun diolah menjadi produk pangan lokal yang mempunyai nilai jual tinggi.

"Peran serta aktif masyarakat, pemerintah baik kalurahan, kapanewon, kabupaten melalui dinas pertanian sangat penting, juga dukungan Perguruan tinggi UST Yogyakarta tetap diharapkan," katanya.