Karya Yusuf, seniman kampung, mendunia

id Yusuf, Yusuf Isvania,desainer asal Sulsel,Pemilihan Putra-Putri Indonesia,Miss Australia, Amber Luke,desainer Ivan Gunaw

Karya Yusuf, seniman kampung, mendunia

Yusuf, seniman kampung asal Sulawesi Selatan yang karya desain busananya go internasional. Antara/ Suriani Mappong

Makassar (ANTARA) - Seorang remaja tanggung duduk di salah satu sudut kelas SMP Muhammadiyah Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Ia tengah menyusun pilah demi pilah kayu tipis menjadi sebuah.miniatur rumah panggung ala Bugis..

Siapa sangka, miniatur rumah yang dibuat siswa SMP Muhammadiyah bernama Yusuf ini berhasil menjuarai lomba miniatur se-Kabupaten Pinrang pada 2003.

Prestasi yang pertama kali diraih anak kelima dari 6 bersaudara ini, telah memupuk kepercayaan dirinya di tengah teman-teman sekolahnya.

Pasalnya, Yusuf tak pernah merasa menonjol di mata pelajaran ilmu pengetahuan atau sains, bahkan merasa paling bodoh di kelas. Hanya mata pada pelajaran seni, Yusuf mendapatkan dunianya.

"Saya suka menggambar, melukis, membuat rumah-rumah dari kertas karton atau kayu. Kalau pelajaran lainnya saya tidak menguasai," ujar Yusuf, menceritakan kisahnya mengawali dunia seni, kepada ANTARA.

Meski sudah mulai kelihatan bakat seni yang dimiliki Yusuf, namun ibunya memasukkan ia ke sekolah setara SMA berbasis pendidikan agama untuk melanjutkan pendidikan sebelumnya, yakni ke Pesantren MTSS DDI Lerang-Lerang, Kabupaten Pinrang.

Di pondok ini Yusuf belajar pendidikan Agama Islam, termasuk mengaji dengan bacaan tartil dan tata cara shalat sesuai tuntunan Agama Islam.

Meski diakui cukup berat untuk menjalani pendidikan berbasis agama, namun Yusuf dapat menyelesaikan pendidikan pada 2008.

Karena latar belakang keluarga yang kurang mampu dengan posisi ibu yang berstatus orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia ketika Yusuf masih duduk di bangku SD kelas tiga, membuat Yusuf memutuskan untuk bekerja setelah tamat dari Ponpes DDI Lerang-Lerang, Pinrang.

Mulai sejak itu, Yusuf bekerja dari tukang jahit satu ke tukang jahit lainnya, dari pagi hingga tembus pagi lagi. Padahal, saat masih duduk di bangku SMP dan setingkat SMA, ia hanya memandang mesin jahit ibunya tanpa ada rasa tertarik untuk belajar menjahit.

Dia bercerita bahwa ibunya memang memiliki mesin jahit, tetapi bukan bekerja sebagai penjahit yang rutin menerima pesanan. Mesin jahit ibunya hanya sekadar digunakan menjahit baju atau sarung yang sobek.

Berangkat dari belajar dari sekolah modern, ia kemudian mendapat pesanan dari model yang ikut lomba Putra-Putri Sutera pada 2012 di Makassar dan ternyata hasil karyanya menyabet juara I.

Prestasi tersebut membuat Yusuf lebih semangat lagi untuk menghasilkan karya busana terbaik, yang awalnya diilhami dari karya desainer ternama dan menjadi idolanya, yakni Anne Avantie.

Seiring waktu, Yusuf kemudian berprinsip untuk mengejar impiannya di bidang fesyen dengan prinsip boleh terinspirasi dari seorang desainer, tetapi hasil karya harus "dijauhkan" dari karya orang lain alias tidak boleh meniru, apalagi plagiat.

Prinsip hidup itulah yang menempa ia membuahkan karya-karya spektakuler yang berbeda dengan karya desainer lainnya.


Dusun miskin

Yusuf lahir di Ujung Pandang (Makasssar) pada 23 Agustus 1990, tetapi masa kecil hingga remaja dihabiskan di Dusun Ammani, Desa Mattiro Tasi, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulsel.

Ammani yang terletak sekitar 20 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Pinrang, dikenal sebagai dusun miskin dan tertinggal, dengan mayoritas penduduknya sebagai buruh tani dan nelayan tradisional.

Akibatnya, sebagian besar penduduknya hanya tamat SD atau sederajat, yakni 1.136 orang atau 42,80 persen dari total jumlah usia sekolah 2.653 orang.

Yusuf bersama kelima saudaranya yang sudah berstatus yatim ketika itu, hidup dari jerih payah seorang ibu yang membesarkan keenam anaknya dari hasil berjualan aneka kebutuhan rumah tangga dari sebuah kedai kecil. Bahkan, tak jarang dari hasil berjualan yang tersisa dibawa ke pantai untuk dijajakan pada pengunjung di kawasan wisata Pantai Harapan Ammani.
 
Yusuf,(kiri) bersama managernya sedang melihat hasil karya Butik Yusuf lsvania yang telah digunakan di ajang pemilihan Putri Indonesia. Antara/ Suriani Mappong

Go internasional

Setelah gaun Sutera yang dihasilkan pada 2012 menjuarai lomba Putra-Putri Sutera di Makassar, karya spektakuler dari Yusuf juga mewarnai panggung Putri Indonesia pada 2022.

Finalis Puteri Indonesia 2022 dari Banten 2, Shinta Yuliasmi ketika itu meraih predikat The Best Evening Gown I, mengenakan gaun karya desainer muda asal Sulsel.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Yusuf, Seniman kampung yang karyanya go internasional
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024