Benarkah metaverse dapat transformasikan kesenian?

id metaverse,kesenian,dunia virtual

Benarkah metaverse dapat transformasikan kesenian?

Ilustrasi - Pengunjung mengamati karya dalam pameran bertajuk Non-Fungible Token (NFT) digital art di NFTone Gallery, Jakarta, Rabu (24/5/2023). Pameran yang berlangsung hingga 31 Mei 2023 tersebut menampilkan karya dua seniman Toenkierz dan Def8 yang diselenggarakan bersamaan dengan di metaverse. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/tom.

Jakarta (ANTARA) - Pianis Ananda Sukarlan meyakini metaverse dapat mentransformasikan kesenian, sebab saat ini konsep dunia virtual tersebut mulai relevan untuk digunakan di dunia nyata.

"Dalam skenario seperti itu, tidak sulit membayangkan hasil transformatif apa yang dapat dibawa oleh jaringan dunia virtual yaitu metaverse ini ke sistem komunikasi serta kolaborasi kesenian global," kata Ananda sebagaimana tertulis dalam keterangan resmi, Jumat.

Untuk itu, Ananda mengatakan Indonesia tidak boleh ketinggalan dalam mengembangkan teknologi metaverse.

Hal itu disampaikan Ananda dalam perayaan ulang tahun Jakarta yang diadakan oleh platform media sosial berbasis teknologi blockchain Myriad.Social pada akhir Juni lalu di metaverse myriad.town.

CEO Myriad.Social Jean-Daniel Gauthier juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, metaverse memiliki peran yang sangat penting dari sisi budaya.

"Metaverse sebagai tempat maya, dapat menjadi titik pertemuan antar budaya, yang juga memfasilitasi penyelenggaraan acara apapun untuk semua netizen," kata pria yang akrab disapa Danny itu.

Meski demikian, Danny mengatakan bahwa dalam memastikan adopsi yang luas dan berkelanjutan dari metaverse, pengembangan solusi teknologi yang memungkinkan partisipasi secara mudah dan inklusif bagi pengguna dengan beragam tingkat aksesibilitas merupakan tantangan yang harus diatasi.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Metaverse diyakini dapat transformasikan kesenian
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024