Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan transformasi sistem pendidikan melalui Kurikulum Merdeka masif dilakukan untuk melahirkan generasi yang memiliki jiwa sebagai pembelajar sepanjang hayat.
“Generasi unggul dibutuhkan agar siap beradaptasi dengan pesatnya perkembangan zaman dan teknologi,” Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo di Jakarta, Selasa.
Terlebih lagi, saat ini terdapat perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence yang sangat luar biasa sehingga generasi muda harus mampu beradaptasi dengan perubahan.
Para generasi muda harus dibekali dengan kemauan dan kemampuan untuk terus belajar baik mempelajari hal-hal baru maupun membongkar ilmu-ilmu yang telah ada.
Upaya Kurikulum Merdeka untuk melahirkan pelajar Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat terdapat dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang memiliki enam kemampuan, karakter dan kompetensi utama.
“Profil Pelajar Pancasila itu sebenarnya adalah skill set, karakter, serta kompetensi yang diperlukan untuk seseorang menjadi pelajar sepanjang hayat,” katanya.
Dalam tahapan implementasi, P5 akan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek atau project-based learning yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek pada program intrakurikuler di dalam kelas.
Esensi pertama dari project-based learning adalah kemampuan untuk merumuskan masalah dengan langkah pertama yakni mendefinisikan masalah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbud: Kurikulum Merdeka lahirkan pembelajar sepanjang hayat