Pasar Afrika Selatan jadi sasaran produk tekstil Indonesia

id produk tekstil indonesia,KBRI Pretoria,afrika selatan

Pasar Afrika Selatan jadi sasaran produk tekstil Indonesia

Produk tekstil Indonesia dipromosikan dalam kegiatan "Threads of Indonesia" yang diselenggarakan di Cape Town pada Senin (11/9/2023). (ANTARA/HO-KBRI Pretoria)

Jakarta (ANTARA) - Produk tekstil Indonesia mencoba masuk ke pasar Afrika Selatan melalui kegiatan Threads of Indonesia yang dimotori oleh KBRI Pretoria bekerja sama dengan KJRI Cape Town, ITPC Johannesburg, serta beberapa bank BUMN.

Threads of Indonesia terdiri atas serangkaian kegiatan yang puncaknya dilaksanakan di Cape Town pada 11-13 September 2023 berupa pertunjukan fesyen (fashion show), pencocokan bisnis (business matching), diskusi (talk show), hingga kunjungan pasar dan perusahaan (market and company visit).

Dalam sambutannya seperti disampaikan melalui keterangan tertulis KBRI Pretoria, Selasa, Duta Besar RI untuk Afrika Selatan Saud Krisnawan mengatakan bahwa saat ini Indonesia merupakan produsen tekstil terbesar keenam di dunia dan menargetkan posisi kelima terbesar di dunia pada 2030.

Dubes Saud kemudian menyampaikan bahwa banyak jenama internasional yang mempercayakan pembuatan produk mereka di pabrik-pabrik di Indonesia, termasuk 35 negara yang memproduksi pakaian militer mereka di Indonesia.

Selain itu, mulai banyak juga jenama asli Indonesia yang merambah pasar internasional.

Namun demikian, meskipun memiliki kapabilitas yang tinggi, Indonesia bahkan tidak termasuk dalam 10 besar pemasok produk pakaian, tekstil, alas kaki, dan kulit (CTFL) ke Afrika Selatan.

“Karena itu lah kami menginisiasi Threads of Indonesia untuk mempromosikan tekstil dan produk tekstil Indonesia ke pasar Afrika Selatan,” kata Dubes Saud.

Bertempat di Hotel Mount Nelson, sebuah hotel legendaris di Cape Town, kegiatan fashion show dan business matching Threads of Indonesia pada 11 September 2023.

Dua desainer Indonesia, Anita Gathmir dan Jessica Febiani, menampilkan karya-karya yang anggun dengan menonjolkan wastra Nusantara sebagai material dasarnya.

Anita Gathmir, pemilik jenama Puta Dino Kayangan, dengan bangga menampilkan koleksi berbahan dasar tenun Tidore yang diberi nama Motif Tuan Guru.

Sementara, Jessica Febiani, pemilik jenama Jessica Moretosee, menggunakan bahan dasar kain batik untuk koleksi-koleksi cantiknya yang diberi nama Act Globally-Love Locally.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Produk tekstil Indonesia incar pasar Afrika Selatan

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024