"E-commerce" kuasai ekonomi digital Indonesia

id E-Commerce,UMKM,Indef,ekonomi digital

"E-commerce" kuasai ekonomi digital Indonesia

Pembeli melakukan pembayaran secara digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Pasar Tradisional Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Bank Indonesia mengatakan, sampai dengan Oktober 2023 jumlah pedagang yang menggunakan QRIS untuk transaksi keuangan mencapai 29,6 juta pedagang dengan 92 persen didominasi oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). ANTARA FOTO/Rifqi Raihan Firdaus/wpa/YU (ANTARA FOTO/RIFQI RAIHAN FIRDAUS)

Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Digital dan UMKM Indef Eisha Maghfiruha mengatakan bahwa perdagangan daring atau "e-commerce" masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

“'E-commerce' di kita ini masih merajai ya mendominasi dari sektor ekonomi digital di Indonesia,” kata Eisha dalam diskusi publik yang diselenggarakan secara daring oleh Indef di Jakarta, Kamis.

Eisha mengatakan pada 2023, nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai 62 miliar dolar AS atau tumbuh 18,8 persen dibandingkan 2022.

Ia menambahkan pertumbuhan pesat ekonomi digital ini memberikan peluang besar bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan bisnis. Namun, menurutnya, masih banyak UMKM yang belum memanfaatkan peluang tersebut.

"UMKM di Indonesia banyak yang berada di sektor perdagangan, yang merupakan sektor yang paling dominan di ekonomi digital. Namun, baru sekitar 22 juta atau 33,6 persen UMKM yang sudah go digital," kata Eisha.

Lebih lanjut, Eisha mengatakan pemerintah Indonesia menargetkan 30 juta UMKM go digital pada tahun 2024. Target ini masih cukup jauh dari pencapaian saat ini, sehingga menurutnya perlu ada akselerasi adopsi digital oleh UMKM.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peneliti Indef: Baru 22 juta UMKM yang sudah "go digital"