Wakil Bupati Gunungkidul memdukung kebun sekolah lahirkan petani milenial

id Kebun sekolah,Gunungkidul,Petani milenial

Wakil Bupati Gunungkidul memdukung kebun sekolah lahirkan petani milenial

Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto bersama siswa SD Negeri Gunung Gambar menanam kacang, Jumat (5/1). (ANTARA/HO-Humas Pemkab Gunungkidul)

Gunungkidul (ANTARA) - Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto mendukung program kebun sekolah di SD Negeri Gunung Gambar yang diharapkan melahirkan petani-petani milenial untuk mendongkrak ekonomi masyarakat dari sektor pertanian.

Heri Susanto di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat mengatakan pertanian menjadi salah satu sektor terbesar untuk pergerakan perekonomian di Gunungkidul, dan pertanian tidak terlepas juga dari peran petani dalam menggarap lahan.

Pada Jumat pagi, Wakil Bupati Gunung Kidul bersama siswa siswi SD Negeri Gunung Gambar melakukan kegiatan tanam benih kacang panjang di lingkungan Sekolah SD Negeri Gunung Gambar.

"Program ini sangat penting. Bagaimana kita mengedukasi anak-anak kita generasi penerus kita untuk regenerasi petani terutama petani muda," kata Heri.

Ia mengungkapkan pentingnya melakukan pemetaan dan intervensi pendidikan pembelajaran pertanian mulai dari saat ini. Hal ini untuk menarik anak-anak terhadap pertanian, tidak hanya secara tradisional tetapi juga modern.

Tentunya harus menguntungkan, tidak sekedar bertani tradisional sehingga tidak menghasilkan yang pada akhirnya kehidupan petani menjadi kurang.

"Untuk itu kita didik anak-anak kita menjadi petani milenial yang tangguh, petani itu keren. Ke depan kegiatan serupa dapat dilakukan di sekolah yang lain di Gunungkidul," katanya.

Kepala Sekolah SD Gunung Gambar Jayusman mengatakan program kebun sekolah ini sendiri sudah berjalan dua tahun.

"Kami laksanakan setiap hari Jumat pagi, dan anak-anak juga sangat senang dan antusias dalam mengikuti kegiatan petani sejak dini ini," katanya.

Ia mengatakan konsep dari SD Gunung Gambar ini sendiri untuk menanamkan rasa cinta untuk bertani, tidak malu untuk bertani, dan tidak jijik, dengan senang hati melakukan kegiatan bertani.

"Ke depan harapannya mereka bisa meneruskan kegiatan bertani tapi tidak hanya bertani tetapi juga benar-benar menjadi petani, untuk kegiatannya tidak hanya saat menanam tetapi juga kita ajarkan dari saat mengolah tanah, merawat hingga proses penjualannya meskipun baru skala kecil," kata Jayus.