DKPP: Bantul panen padi seluas 4.000 hektare pada awal April 2024

id Panen padi ,Lahan pertanian Bantul ,Dinas Pertanian Bantul

DKPP: Bantul panen padi seluas 4.000 hektare pada awal April 2024

Lahan pertanian padi di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). ANTARA/Hery Sidik

Bantul (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan petani daerah ini akan panen padi pada lahan seluas sekitar 4.000 hektare pada akhir Maret hingga awal April 2024.

"Maret akhir sampai awal April, kami panen padi sekitar 4.000 hektare, dengan produksi rata rata 8,8 ton per hektare, jadi tinggal dikalikan saja produksi panen di akhir Maret awal April itu," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo, di Bantul, Rabu.

Menurut dia, dengan hasil panen padi yang sebanyak sekitar 35.200 ton tersebut, maka dipastikan stoknya aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat Bantul, terlebih menghadapi bulan puasa hingga Lebaran 2024.

"Bahkan 90an persen petani Bantul itu petani gurem dengan kepemilikan lahan kurang dari 5.000 meter persegi, dan biasanya setelah selesai panen, disimpan gabahnya, nanti dikeluarkan kalau butuh untuk digilingkan," katanya pula.

Dia mengatakan, bahkan para petani tersebut menyimpan gabah hasil panen sampai berbulan-bulan, karena kepemilikan lahan kecil, berbeda dengan petani yang besar itu rata-rata hasilnya mereka jual dan sebagian disimpan untuk persiapan konsumsi.

"Jadi, secara umum kalau beras itu aman di Bantul, kita itu kebutuhan per tahun dengan jumlah penduduk hampir satu juta jiwa itu kebutuhannya sekitar 100-an ribu ton gabah kering panen, namun kita masih surplus kalau melihat produksi padi 2023," katanya lagi.

Lebih lanjut, dia juga mengatakan terkait dengan harga beras yang di pasaran cenderung mengalami kenaikan, dampaknya juga dirasakan para petani, karena harga gabah hasil panen petani juga mengalami kenaikan.

"Karena biasanya harga gabah itu 50 persen dari harga beras, kalau harga beras naik otomatis harga gabah juga terjadi kenaikan, jadi 50 persen harga gabah itu kalau kita bandingkan dengan harga beras," katanya lagi.

Meski demikian, kata dia, kenaikan harga beras di pasaran tidak memberatkan sebagian petani Bantul, dikarenakan petani yang cenderung menyimpan gabah untuk kemudian digiling apabila membutuhkan untuk konsumsi sehari-hari.