DPKH Gunungkidul memastikan hewan ternak mati di Ponjong karena sianida

id Sianida,Gunungkidul,Ternak mati

DPKH Gunungkidul memastikan hewan ternak mati di Ponjong karena sianida

Pengawasan ternak di pasar hewan di Gunungkidul. (ANTARA/HO-DPKH Gunungkidul)

Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan kasus kematian belasan ekor kambing di Kapanewon Ponjong pada Februari karena sianida berasal dari daun singkong yang tidak dilayukan.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul Wibawanti Wulandari di Gunungkidul, Rabu, mengatakan berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, kematian belasan ekor kambing negatif antraks dan pestisida.

"Hasil uji laboratorium sianidanya positif, diduga dari makanan dari daun singkong dan sebagainya," kata dia.

Berdasarkan informasi dari petugas di lapangan, peternak memberikan daun singkong untuk pakan ternak. Mereka memberikan daun singkong ke ternak tanpa proses pelayuan. Kandungan sianida dalam daun singkong tergolong tinggi.

"Seharusnya, daun singkong harus dilayukan dulu, baru diberikan ke ternak. Hal ini yang belum dipahami peternak," katanya.

Wibawanti mengimbau peternak mengolah terlebih dahulu daun singkong sebelum diberikan kepada hewan ternak.

"Hal ini dikarenakan seluruh jenis daun singkong, tidak hanya singkong jenis karet ada kandungan sianidanya," katanya.

DPKH Kabupaten Gunungkidul melakukan pemeriksaan sampel terhadap puluhan ternak yang mati mendadak di Pedukuhan Sawur, Kelurahan Sawahan pada Februari 2024. Diduga kematian ternak karena keracunan.

Ia menyebut total 26 ekor yang mati dengan rincian 15 mati lalu dikubur dan 11 bergejala lalu disembelih.

"Awalnya 11 mati. Lalu 11 bergejala disembelih, total kan 22 itu. Saat petugas pulang ada seekor yang kembali mati. Total ada 26 ekor yang mati," kata Wibawanti.