Bantul (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menerjunkan sebanyak 185 personel kepolisian untuk mengamankan libur Paskah 2024 yang berbarengan dengan libur akhir pekan.
"Pengamanan ini bersifat insidental meskipun menjadi kegiatan rutin. Peningkatan pengamanan juga melihat situasi dan kerawanan terjadinya gangguan saat libur, ini harus antisipasi makanya dibuat rencana pengamanan," kata Kepala Polres Bantul AKBP Michael R Risakotta dalam keterangannya di Bantul, Selasa.
Menurut dia, untuk pengamanan pada malam hari, anggota kepolisian akan disebar untuk melakukan patroli guna mengantisipasi kejahatan jalanan, yang kemudian dilanjutkan dengan patroli subuh di sepanjang jalur jalan lintas selatan (JJLS) dan sekitar Jembatan Kretek II.
"Anggota polisi juga akan berpatroli mengantisipasi perang sarung yang kerap terjadi di sejumlah wilayah di Bantul saat bulan puasa serta mencegah jatuhnya korban jiwa," katanya.
Kapolres menegaskan jajarannya akan menindak tegas segala bentuk perbuatan yang sekiranya dapat menjadi potensi gangguan keamanan.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk menghormati bulan Ramadan dengan tidak melakukan tindakan tidak produktif yang berpotensi memicu terjadinya gesekan antarwarga.
"Kami berharap untuk bersama-sama menjaga wilayah Bantul agar tetap kondusif," katanya.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan di Bantul terjadi fenomena baru, yakni balap lari jelang sahur. Kegiatan ini kemudian telah dibubarkan aparat polisi karena adanya aduan masyarakat soal suara keramaian yang ditimbulkan.
Balap lari jelang sahur yang terakhir dibubarkan kepolisian terjadi pada Minggu (24/3) dini hari di sekitar kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Ring Road Selatan, Banguntapan, Kabupaten Bantul.
"Ini dilakukan dini hari sampai menjelang sahur. Sebelumnya kami mendapatkan aduan dari warga terkait keramaian dan kebisingan sekitar UAD," katanya.
Menurut dia, ajang balap lari itu dibubarkan oleh personel Polres Bantul dan Polsek setempat karena dikhawatirkan terjadi gesekan yang dapat berujung pada keributan, sehingga kegiatan tersebut harus dihentikan.
"Fenomena balap lari jelang sahur ini bukan hal pertama. Pada 20 Maret lalu juga sempat ada di sekitar UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). Memang menjadi fenomena menjelang sahur dengan balap lari," katanya.