Pemerintah: Pendidikan inklusif anak "down syndrome" penting

id Down syndrome,Pendidikan inklusif

Pemerintah: Pendidikan inklusif anak "down syndrome" penting

Sejumlah anak dengan down syndrome mengikuti kelas angklung di Rumah Ceria Down Syndrom, Pejaten, Jakarta, Senin (5/2/2024). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/YU

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) menekankan pentingnya membangun fasilitas pendidikan yang inklusif bagi anak-anak down syndrome di Indonesia agar mereka mampu hidup menjalani aktivitas dengan mandiri dan penuh kebahagiaan.

“Penting bagi kita untuk membangun komitmen dan pemahaman dan bagaimana memfasilitasi pendidikan, dalam hal ini secara umum untuk anak-anak down syndrome,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Iwan Syahril dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010–2018, kejadian down syndrome memiliki kecenderungan meningkat.



Pada 2018, tercatat kelainan sejak lahir untuk anak berusia 24 sampai 59 bulan sebanyak 0,41 persen dan down syndrome dialami oleh 0,21 persen kelompok usia tersebut.

Iwan menjelaskan pihaknya terus melakukan berbagai kegiatan, termasuk bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memberi sosialisasi terkait pemahaman, pembinaan, pendidikan, dan ruang kesempatan yang seluas-luasnya kepada penyandang disabilitas ini.

Menurutnya, penanganan yang tepat sejak dini berdasarkan pemahaman orang tua dan masyarakat yang solid dapat menjadi modal utama bagi mendukung anak-anak down syndrome untuk menjalankan aktivitas secara mandiri.

“Tentunya dibutuhkan motivasi dan dukungan psikologis juga kepada orang tua, ini menjadi faktor yang juga sangat-sangat penting,” katanya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek tekankan pendidikan inklusif bagi anak down syndrome
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024