Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengoptimalisasi sektor pertanian untuk mengatasi masalah kemiskinan di wilayah tersebut sebesar 15,60 persen.
Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto di Gunungkidul, Jumat, mengatakan mayoritas penduduk miskin di Gunungkidul berlatar belakang petani.
"Untuk itu, upaya yang harus dilakukan adalah pemberdayaan/ optimalisasi di sektor pertanian," kata Heri Susanto.
Ia mengatakan Pemkab Gunungkidul mendorong petani yang biasanya hanya panen sekali bisa bisa panen dua kali atau bahkan tiga kali, yakni dengan mengoptimalkan potensi lahan dan sumber air, baik air permukaan di sepanjang Kali Oyo maupun sumber air bawah tanah dengan pompanisasi, termasuk dukungan benih dan sarana dan prasanannya.
"Siang ini, saya ada rapat koordinasi dengan tim pusat untuk peningkatan indeks pertanaman dan pompanisasi di Kalurahan Banyusuco," katanya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Gunungkidul Arif Aldian mengatakan angka kemiskinan Gunungkidul pada 2023 sebesar 15,60 persen.
Pemkab Gunungkidul berupaya untuk menurunkan angka kemiskinan di Gunungkidul dengan berbagai program baik yang sifatnya bantuan sosial dari kabupaten, provinsi dan pusat.
Kemudian, penanganan rumah tidak layak huni (RTLH), sanitasi dan perluasan pemenuhan air bersih serta program-program lain baik yang sifatnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
"Tahun ini, Pemkab Gunungkidul memberikan bantuan permakanan untuk lansia dan disabilitas terlantar, dari DIY juga ada program bansos lansia, termasuk beberapa program dari pusat seperti yg saat ini masih berjalan pemberian cadangan pangan pemerintah," katanya.
Selain itu, lanjut Arif, beberapa investasi di sektor pariwisata dapat menurunkan angka kemiskinan.
"Program di atas harapan kita angka kemiskinan bisa turun di angka di bawah 15 persen," katanya.