Bantul (ANTARA) - Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih mengatakan, Kelurahan Parangtritis, Kecamatan Kretek, merupakan salah satu desa di kabupaten ini yang mempunyai potensi pariwisata dan pertanian yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat.
"Parangtritis telah menjadi 'top of mind' wisatawan di DIY karena memiliki Pantai Parangtritis dan gumuk pasir yang merupakan satu-satunya di wilayah Asia Tenggara," kata Abdul Halim dalam sambutan saat menerima Tim Penilai Lomba Kelurahan tingkat DIY 2024 di Kelurahan Parangtritis, Bantul, Selasa.
Oleh karena itu, Bupati Bantul menyampaikan apresiasi atas capaian Kelurahan Parangtritis yang mewakili Bantul dalam lomba tingkat DIY, karena Parangtritis merupakan Kelurahan Budaya yang terkemuka bukan hanya di DIY, namun juga Indonesia.
"Parangtritis juga kelurahan penyangga utama pertanian hortikultura bawang merah di Kabupaten Bantul, di mana Bantul ini menjadi daerah pemasok sekitar 70 persen kebutuhan bawang merah di DIY," katanya.
Selain itu, kata dia, Parangtritis adalah kelurahan yang memiliki beragam seni, tradisi, upacara adat, salah satunya yaitu Bekti Pisungsung Jaladri yang telah ditetapkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai warisan budaya tak benda yang harus dilestarikan.
Lebih lanjut Bupati juga mengatakan terkait reformasi birokrasi kelurahan, hal ini bertujuan mewujudkan unit pemerintah kelurahan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat agar menjadi pemerintah desa yang efektif, efisien, bersih, akuntabel, dan menghadirkan layanan publik yang prima.
"Dengan begitu Parangtritis ini adalah kelurahan yang kita andalkan, bisa menjadi kelurahan teladan di Bantul karena berbagai kemajuan yang dicapainya. Ekonominya produktif, baik dari sektor pariwisata, pertanian, bahkan industri pengolahan," katanya.
Sementara itu, Kepala Biro Pemberdayaan Masyarakat Sekretariat Daerah (Setda) DIY Danang Setiyadi mengatakan, lomba kelurahan ini selaras dengan visi Gubernur DIY yakni reformasi birokrasi kelurahan dan reformasi pemberdayaan masyarakat kelurahan.
Menurut dia, penilaian lomba mencakup tiga aspek penting, pertama aspek pemerintahan kelurahan, kedua aspek pemberdayaan masyarakat, dan ketiga aspek kewilayahan. Tahap klarifikasi lapangan kali ini mempunyai bobot penilaian tertinggi dalam lomba.
"Penilaian ini merupakan tahapan kedua, tim melakukan konfirmasi secara langsung data yang disampaikan benar tidak, buktinya komplit atau tidak. Harapannya bisa mendapat penjelasan detail, dan klarifikasi lapangan ini merupakan tahapan tertinggi bobotnya dalam penilaian," katanya.